Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perayaan Imlek Khas Singkawang: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Kearifan Lokal

4 Februari 2025   00:10 Diperbarui: 4 Februari 2025   00:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Singkawang, kota yang dikenal sebagai "Kota Seribu Kelenteng," memiliki perayaan Imlek yang unik dan meriah. 

Berbeda dengan perayaan Imlek di kota-kota lain di Indonesia, Imlek di Singkawang kental dengan perpaduan budaya Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang mencerminkan keberagaman masyarakatnya.

Setiap tahun, suasana kota berubah menjadi lautan warna merah dan emas. Rumah-rumah, jalanan, hingga kelenteng dihiasi dengan lampion, serta berbagai dekorasi khas Tahun Baru Imlek yang membawa simbol keberuntungan. 

Selain itu, kemeriahan Imlek di Singkawang tidak lepas dari ritual keagamaan, pertunjukan budaya, hingga festival spektakuler yang telah menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Malam menjelang Imlek atau "Makan Malam Keluarga" merupakan momen yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa di Singkawang. 

Seperti tradisi di Tiongkok, keluarga besar berkumpul untuk makan malam bersama sebagai simbol kebersamaan dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

Hidangan yang disajikan pun memiliki makna filosofis yang mendalam, seperti ikan yang melambangkan kelimpahan dan rezeki yang terus bertambah, mi panjang umur sebagai simbol panjang umur dan kesehatan yang baik.

Tak terlewat kue keranjang yang melambangkan peningkatan rezeki dan keberuntungan setiap tahun serta daging babi panggang sebagai simbol kemakmuran bagi keluarga yang mengonsumsinya.

Dalam keluarga yang lebih inklusif dan beragam, seperti keluarga saya, biasanya hidangan halal juga disediakan bagi kami para kerabat atau tamu yang beragama Islam, menunjukkan sikap toleransi yang kuat di antara masyarakat Singkawang.

Setelah makan malam, anggota keluarga biasanya berbagi angpao (amplop merah berisi uang), yang diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada anak-anak dan mereka yang belum menikah. Tradisi ini melambangkan doa untuk keberuntungan dan kesuksesan di masa depan.

Pada pagi hari Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa di Singkawang berbondong-bondong mengunjungi kelenteng untuk berdoa dan memohon keberkahan. Salah satu kelenteng tertua dan paling terkenal adalah Kelenteng Tri Dharma Bumi Raya, yang menjadi pusat perayaan keagamaan.

Puncak Perayaan Cap Go Meh dan Tatung

Salah satu ciri khas perayaan Imlek di Singkawang adalah Festival Cap Go Meh, yang diselenggarakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek. 

Acara ini menampilkan atraksi Tatung, yaitu orang-orang yang kerasukan roh leluhur dan memperlihatkan kekuatan supranatural dengan berjalan di atas pecahan kaca, menusukkan benda tajam ke tubuh, atau atraksi lain yang menantang fisika manusia.

Tatung dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mampu mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat. Ritual ini mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan kepercayaan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Singkawang.

Salah satu daya tarik utama Festival Cap Go Meh di Singkawang adalah pawai Tatung yang diarak keliling kota. Mereka mengenakan pakaian khas dengan warna mencolok, dihiasi ornamen emas dan merah, serta membawa berbagai senjata atau atribut yang digunakan selama ritual.

Sepanjang perjalanan, ribuan masyarakat dan wisatawan memadati jalanan untuk menyaksikan langsung aksi para Tatung, sekaligus merasakan atmosfer sakral dan mistis dari ritual ini.

Pawai Lampion dan Barongsai

Malam menjelang Imlek di Singkawang dimeriahkan dengan pawai lampion berwarna merah yang menghiasi jalan-jalan utama kota. Selain itu, atraksi barongsai dan liong (naga) juga menjadi tontonan yang menarik, diiringi tabuhan genderang yang menyemarakkan suasana.

Barongsai dan liong dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat, sehingga hampir setiap rumah dan toko akan mengundang mereka untuk tampil.

Atraksi barongsai dan naga (liong) menjadi tontonan yang sangat dinanti, terutama karena Singkawang memiliki komunitas barongsai yang sudah sering berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional. 

Toleransi dan Keberagaman dalam Perayaan Imlek di Singkawang

Salah satu aspek paling menarik dari Imlek di Singkawang adalah bagaimana masyarakat dari berbagai latar belakang turut serta dalam perayaan ini. 

Tidak hanya etnis Tionghoa, tetapi juga suku Dayak dan Melayu ikut berpartisipasi dalam festival sebagai bentuk penghormatan terhadap kebudayaan yang telah menjadi bagian dari identitas kota ini.

Pemerintah setempat pun mendukung perayaan ini dengan menjadikannya sebagai agenda wisata tahunan, yang menarik wisatawan dari dalam maupun luar negeri. 

Festival Cap Go Meh bahkan telah masuk dalam kalender wisata nasional dan dikenal sebagai salah satu perayaan Imlek terbesar di Asia Tenggara. 

Perayaan Imlek di Singkawang bukan hanya sekadar pergantian tahun bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga merupakan warisan budaya yang unik dan kaya makna. 

Dari makan malam keluarga, sembahyang di kelenteng, hingga pawai Tatung yang spektakuler, setiap aspek perayaan ini mencerminkan perpaduan tradisi, spiritualitas, dan harmoni antarbudaya.

Singkawang telah membuktikan bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya nilai-nilai sosial dan budaya. 

Tidak heran jika Imlek di Singkawang selalu dinantikan setiap tahunnya, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang ingin merasakan langsung keajaiban perayaan ini.

Bagi siapa pun yang ingin menyaksikan perayaan Imlek yang unik dan berbeda, Singkawang adalah tempat yang wajib dikunjungi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun