Puncak Perayaan Cap Go Meh dan Tatung
Salah satu ciri khas perayaan Imlek di Singkawang adalah Festival Cap Go Meh, yang diselenggarakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek.Â
Acara ini menampilkan atraksi Tatung, yaitu orang-orang yang kerasukan roh leluhur dan memperlihatkan kekuatan supranatural dengan berjalan di atas pecahan kaca, menusukkan benda tajam ke tubuh, atau atraksi lain yang menantang fisika manusia.
Tatung dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mampu mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat. Ritual ini mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan kepercayaan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Singkawang.
Salah satu daya tarik utama Festival Cap Go Meh di Singkawang adalah pawai Tatung yang diarak keliling kota. Mereka mengenakan pakaian khas dengan warna mencolok, dihiasi ornamen emas dan merah, serta membawa berbagai senjata atau atribut yang digunakan selama ritual.
Sepanjang perjalanan, ribuan masyarakat dan wisatawan memadati jalanan untuk menyaksikan langsung aksi para Tatung, sekaligus merasakan atmosfer sakral dan mistis dari ritual ini.
Pawai Lampion dan Barongsai
Malam menjelang Imlek di Singkawang dimeriahkan dengan pawai lampion berwarna merah yang menghiasi jalan-jalan utama kota. Selain itu, atraksi barongsai dan liong (naga) juga menjadi tontonan yang menarik, diiringi tabuhan genderang yang menyemarakkan suasana.
Barongsai dan liong dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat, sehingga hampir setiap rumah dan toko akan mengundang mereka untuk tampil.
Atraksi barongsai dan naga (liong) menjadi tontonan yang sangat dinanti, terutama karena Singkawang memiliki komunitas barongsai yang sudah sering berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional.Â
Toleransi dan Keberagaman dalam Perayaan Imlek di Singkawang