Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rahasia di Balik Bentuk Kumis dan Janggut: Simbol, Genetika dan Makna Budaya

31 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 31 Januari 2025   06:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Namun, bentuk dan ketebalan kumis serta janggut sangat bervariasi antarindividu, yang dipengaruhi oleh faktor genetika. Misalnya genetik dari Leluhur serta pola dan kecepatan pertumbuhan rambut.

Orang dengan keturunan Timur Tengah, Mediterania, dan Asia Selatan cenderung memiliki janggut lebih tebal dibandingkan mereka yang berasal dari Asia Timur, yang umumnya memiliki rambut wajah lebih tipis.

Beberapa orang memiliki janggut yang tumbuh merata, sementara yang lain hanya memiliki sedikit rambut di area tertentu. Hal ini terkait dengan variasi ekspresi gen di setiap individu.

Beberapa pria mulai menumbuhkan janggut tebal sejak usia muda, sementara yang lain mengalami pertumbuhan lebih lambat atau bahkan tidak bisa menumbuhkan janggut penuh.

2. Makna Budaya dan Sejarah: Simbol Kekuasaan hingga Gaya Hidup

Sepanjang sejarah, kumis dan janggut sering dikaitkan dengan simbol sosial dan budaya seperti simbol kekuasaan dan kebijaksanaan, identitas dan kepercayaan agama serta tren dan mode.

Di banyak peradaban kuno, seperti Mesir, Persia, dan Romawi, janggut sering dikaitkan dengan kekuasaan dan kebijaksanaan. Para filsuf Yunani seperti Socrates dan Plato dikenal dengan janggut mereka yang lebat sebagai simbol intelektualitas.

Dalam beberapa budaya, seperti Islam, Sikhisme, dan Ortodoks Yahudi, janggut memiliki makna religius dan dianggap sebagai tanda kesalehan. Sebaliknya, dalam beberapa era tertentu, seperti Revolusi Prancis, cukur bersih menjadi simbol modernitas dan perubahan sosial.

Di era modern, tren kumis dan janggut sering berubah. Misalnya, pada tahun 1970-an, janggut tebal menjadi tren di kalangan hippie dan musisi rock, sementara di tahun 1990-an hingga awal 2000-an, tampilan wajah bersih tanpa janggut lebih populer. Kini, gaya "hipster" dengan janggut penuh kembali menjadi tren di banyak negara.

3. Psikologi di Balik Kumis dan Janggut: Bagaimana Persepsi Orang Lain?

Beberapa studi menunjukkan bahwa kumis dan janggut dapat memengaruhi bagaimana seseorang dipersepsikan oleh orang lain. Hal tersebut erat kaitannya dengan kesan "maskulinitas dan kewibawaan", "daya tarik dan keseksian", serta "asosiasi dengan kepribadian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun