Dengan adanya jadwal ini, tidak ada lagi anggapan bahwa kebersihan toilet hanyalah tanggung jawab petugas kebersihan sekolah saja.
2. Poster Edukatif dan Kampanye Kesadaran
Kelompok lain fokus pada edukasi dan sosialisasi. Mereka merancang poster dengan slogan menarik, seperti "Toilet Bersih, Belajar Nyaman!" atau "Jaga Toilet Seperti Kamu Menjaga Kamar Sendiri!"Â
Poster ini ditempel di berbagai titik strategis untuk terus mengingatkan siswa agar tidak membuang sampah sembarangan, menyiram toilet setelah digunakan, dan menjaga kebersihan lingkungan toilet.
Selain itu, kampanye di media sosial sekolah juga dilakukan untuk menjangkau lebih banyak siswa. Melalui video pendek dan infografis, siswa diajak untuk lebih peduli terhadap kebersihan toilet dan memahami dampak buruk dari toilet yang kotor.
3. Pembuatan Pewangi Toilet Organik
Beberapa siswa juga dapat berinisiatif untuk menciptakan pewangi toilet berbahan alami. Mereka memanfaatkan bahan seperti kulit jeruk, kayu manis, dan cengkeh untuk membuat pewangi alami yang ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Produk ini tidak hanya membuat toilet lebih wangi tetapi juga menjadi bentuk pembelajaran tentang inovasi ramah lingkungan.
4. Sistem Token dan Poin bagi Pengguna Toilet
Sebagai bentuk apresiasi dan kontrol, beberapa siswa mengusulkan sistem token dan poin. Setiap kelas diberikan token atau kartu kebersihan, dan siswa yang menjaga kebersihan toilet mendapatkan poin tambahan untuk kelasnya.Â
Sebaliknya, jika ada yang melanggar aturan kebersihan, mereka akan kehilangan poin. Sistem ini menciptakan rasa tanggung jawab bersama karena setiap siswa akan terdorong untuk menjaga kebersihan agar kelasnya tidak kehilangan poin.