Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deep Learning: Suatu Pendekatan, Bukan Pengganti Kurikulum

30 Januari 2025   05:05 Diperbarui: 30 Januari 2025   05:20 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belakangan ini, dunia pendidikan Indonesia ramai membahas konsep deep learning. Sayangnya, masih banyak yang salah paham dengan mengira bahwa deep learning adalah kurikulum baru yang menggantikan Kurikulum Merdeka. 

Padahal, deep learning bukanlah sebuah kurikulum, melainkan pendekatan pembelajaran yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menegaskan, "Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar." Dengan kata lain, tidak ada perubahan kurikulum, melainkan perubahan cara guru mengajar dan siswa belajar.

Lantas, apa sebenarnya deep learning? Bagaimana karakteristik dan implementasinya dalam dunia pendidikan?

Secara sederhana, deep learning dalam pendidikan adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam daripada sekadar hafalan.

Pendekatan ini menargetkan pemahaman konsep yang lebih kompleks, pemecahan masalah secara kreatif, serta kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Berbeda dengan metode pembelajaran tradisional yang sering kali hanya berfokus pada penyampaian informasi satu arah, deep learning mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. 

Mereka diajak untuk menggali sendiri informasi, menghubungkan teori dengan kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Dalam pendekatan ini, peran guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber ilmu, melainkan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami konsep melalui eksplorasi dan pengalaman langsung.

Pendekatan deep learning memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari metode pembelajaran konvensional:

1. Mindful Learning.

Siswa menyadari bahwa setiap individu memiliki latar belakang dan cara belajar yang berbeda. Guru juga diharapkan memahami keunikan, potensi, dan kebutuhan masing-masing siswa. 

2. Meaningful Learning.

Proses pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir dan terlibat aktif, memahami alasan di balik setiap materi yang diajarkan, serta menyadari manfaatnya dalam kehidupan nyata. 

3. Joyful Learning.

Pengalaman belajar yang menyenangkan penting untuk meningkatkan motivasi dan peluang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. 

Deep learning juga mendorong kerja sama antara siswa dalam proyek atau tugas kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerja tim.bGuru berperan sebagai pembimbing yang membantu siswa menemukan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.

Dalam praktiknya, siswa juga diajak untuk menganalisis suatu permasalahan, mencari solusi secara mandiri, dan mengevaluasi hasilnya. Pembelajaran dapat dilakukan berbasis kasus nyata digunakan untuk mengasah keterampilan berpikir analitis.

Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran

Pendekatan deep learning dapat diterapkan melalui berbagai metode dan strategi yang melibatkan eksplorasi aktif oleh siswa. Berikut beberapa contoh implementasinya dalam kelas:

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning, PBL)

Siswa diberikan proyek nyata yang harus mereka selesaikan dengan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Contoh, dalam mata pelajaran sains, siswa dapat membuat model energi terbarukan dan menganalisis manfaatnya bagi lingkungan.

2. Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning, IBL)

Guru mendorong siswa untuk aktif bertanya, meneliti, dan menemukan jawaban sendiri melalui eksperimen atau riset. Contoh, dalam mata pelajaran sejarah, siswa diminta untuk meneliti latar belakang suatu peristiwa sejarah dan mempresentasikan temuan mereka.

3. Studi Kasus (Case Study Learning)

Siswa mempelajari kasus nyata dan mencari solusi berdasarkan konsep yang mereka pelajari. Contohnya dalam mata pelajaran ekonomi, siswa dianalisis dampak inflasi terhadap harga barang kebutuhan pokok.

4. Simulasi Kehidupan Nyata

Siswa berpartisipasi dalam simulasi atau permainan peran untuk memahami suatu konsep lebih mendalam. Contohnya dalam mata pelajaran bahasa, siswa bermain peran sebagai jurnalis yang mewawancarai tokoh sejarah.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning, PBL)

Siswa diberikan permasalahan kompleks yang harus mereka pecahkan menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Contoh, dalam mata pelajaran matematika, siswa mencari berbagai cara untuk menghitung luas bangunan tidak beraturan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan dalam proses belajar-mengajar.

"Pendekatan deep learning bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna dan mendalam, bukan mengganti kurikulum yang sudah ada."

Beliau juga menekankan bahwa perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan sistem pendidikan dengan tuntutan zaman, di mana siswa perlu memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan adaptif dalam menghadapi tantangan global.

Pernyataan ini menepis kekhawatiran masyarakat yang mengira bahwa Kurikulum Merdeka akan kembali diganti. Faktanya, deep learning justru melengkapi dan memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka dengan metode yang lebih inovatif.

Pendekatan deep learning menjadi langkah maju dalam dunia pendidikan Indonesia, membantu siswa memahami konsep lebih dalam dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.

Alih-alih sekadar menghafal materi, siswa diajak untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan bekerja sama dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsep deep learning, diharapkan para pendidik dan orang tua dapat mendukung penerapannya di sekolah, sehingga sistem pendidikan Indonesia semakin siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Untuk penjelasan lebih lanjut, Anda dapat menyimak pernyataan lengkap Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengenai deep learning dalam video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=9yz3D0FHMGs&utm_source=chatgpt.com

Semoga bermanfaat!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun