Bagaimana tidak!. Kelayakan sesorang guru menjadi kepala sekolah hanya dilihat dari vallidasi keberhasilan menyelesaikan  tugas yang diberikan dan dikerjakan secara onlain?.
Atau ketika saya ikut menjadi peserta dalam kegiatan pembekalan pengajar praktik.Â
Selama kurang lebih satu minggu, dari pagi hingga sore saya harus berada di depan leptop.
Hal itu saya lakukan agar saya tidak melewatkan satu kegiatanpun selama mengikuti pembekalan pengajar praktik.
Bisa anda bayangkan, ketika saya mengejar validasi dari tugas-tugas dalam kegiatan pembekalan pengajar praktik itu.
Saya juga dengan berat hati harus meninggalkan kelas yang saya ampu dengan memberikan tugas kepada siswa.
Miris bukan?.
Tidak hanya itu ketika Platform Merdeka Mengajar (PMM) di kenalkan kepada guru bahkan dibuatkan kompetisnya oleh Kemdikbudristekdikti.
Saya merasa bahwa guru benar-benar dituntut untuk mengejar validasi.
Bagaimana tidak!, guru diminta mendengarkan materi-materi dari youtube, mengerjakan tugas, melakukan refleksi, membuat aksi nyata dan divalidasi hanya untuk selembar sertifikat.
Memang guru-guru yang telah menempuh pendidikan selama kurang lebih 4 tahun dan fokus dalam materi kependidikan masing-masing masih kurang layak sehingga harus di lakukan uji validasi seperti itu?.