Tak hanya itu, ada juga orang yang mengatakan akan menerima setiap uang yang diberi oleh calon. Soal nanti memilih siapa, itu urusan saat di kotak suara.
Lalu kenapa serangan fajar mudah menjangkiti masyarakat pemilih dimasa pemilihan umum seperti saat ini?.
1. Tingkat Pendidikan Pemilih yang Beragam
Dalam kontestasi pemilihan umum, masyarakat pemilih memiliki rentang pendidikan yang beragam. Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi hingga tidak mengenyam bangku sekolah sama sekali.
Oleh karena itu dengan beragamnya tingkat pendidikan pemilih, serangan fajar bisa saja menyasar pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah (dari tidak sekolah sampai menengah atas).
Hal itu karena perbedaan prefensi memilih yang lebih menekankan pada realita kondisi pemilih daripada soal visi-misi seorang calon yang akan dipilih.
2. Tingkat Ekonomi Pemilih yang Beragam
Selain pendidikan yang beragam, masyarakat pemilih dalam pemilihan umum juga memiliki kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
Dari miskin, menengah hingga kaya raya. Kondisi ekonomi yang beragam itulah yang menjadi celah suburnya praktik serangan fajar di masa pemilihan umum.
Utamnya pada masyarakat pemilih yang tergolong miskin atau kurang mampu karena bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan kebutuhan hidupnya sehari-hari waktu itu.
Seperti untuk membeli kebutuhan pokok, membayar cicilan atau memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.