Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Serangan Fajar di Masa Pemilihan Umum, Wani Piro?

5 Februari 2024   21:23 Diperbarui: 15 Februari 2024   21:31 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serangan Fajar. (Sumber: Handining/ https://www.kompas.id/)

Tak hanya itu, ada juga orang yang mengatakan akan menerima setiap uang yang diberi oleh calon. Soal nanti memilih siapa, itu urusan saat di kotak suara.

Lalu kenapa serangan fajar mudah menjangkiti masyarakat pemilih dimasa pemilihan umum seperti saat ini?.

1. Tingkat Pendidikan Pemilih yang Beragam

Dalam kontestasi pemilihan umum, masyarakat pemilih memiliki rentang pendidikan yang beragam. Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi hingga tidak mengenyam bangku sekolah sama sekali.

Oleh karena itu dengan beragamnya tingkat pendidikan pemilih, serangan fajar bisa saja menyasar pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah (dari tidak sekolah sampai menengah atas).

Hal itu karena perbedaan prefensi memilih yang lebih menekankan pada realita kondisi pemilih daripada soal visi-misi seorang calon yang akan dipilih.

2. Tingkat Ekonomi Pemilih yang Beragam

Selain pendidikan yang beragam, masyarakat pemilih dalam pemilihan umum juga memiliki kondisi ekonomi yang berbeda-beda.

Dari miskin, menengah hingga kaya raya. Kondisi ekonomi yang beragam itulah yang menjadi celah suburnya praktik serangan fajar di masa pemilihan umum.

Utamnya pada masyarakat pemilih yang tergolong miskin atau kurang mampu karena bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan kebutuhan hidupnya sehari-hari waktu itu.

Seperti untuk membeli kebutuhan pokok, membayar cicilan atau memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun