Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak Jangan Jadi "Bebek Lumpuh"!

8 Desember 2023   23:42 Diperbarui: 20 Januari 2024   06:03 13417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pada tanggal 27 september 2023 kemarin, 35 orang guru penggerak angkatan 6 Kabupaten Bangka Selatan termasuk saya telah dikukuhkan secara resmi.

Pengukuhan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan tersebut rasanya sangat spesial dan berkesan.

Hal itu karena selama hampir 8 bulan kami berjibaku dengan tenaga, pikiran dan waktu akhirnya di rayakan dengan penuh hikmat dan penghormatan.

Saya katakan berjibaku, karena kami harus membagi waktu antara menjadi seorang pendidik dan menjadi seorang  pembelajar untuk memahami setiap materi dalam pendidikan guru penggerak yang kami ikuti.

Jika kami tak pandai mengatur waktu, tenaga dan pikiran mungkin kami akan kalah dengan situasi dan memutuskan untuk "menyerah" atau "berhenti". 

Namun hal itu tidak berlaku bagi 35 orang guru penggerak angkatan 6 Kabupaten Bangka Selatan yang telah dikukuhkan tersebut.  

Dengan semangat juang tinggi, 35 orang guru penggerak tersebut mampu melewati setiap tahap dalam pendidikan guru penggerak sehingga bisa menjadi seorang "guru penggerak" seperti saat ini.

Pertanyaannya, setelah di kukuhkan menjadi guru penggerak di sekolahnya masing-masing, apa yang harus dilakukan oleh guru penggerak  untuk menjawab tantangan yang ada di sekolahnya?.

1. Menjaga Motivasi Sebagai Guru Penggerak

Menjadi seorang guru penggerak bukanlah suatu proses yang mudah, itu karena setiap tahap seleksi harus mampu dilewati tanpa kata gagal baik seleksi administrasi, menulis essai, wawancara, praktek mengajar dan mengikuti pendidikan guru penggerak selama kurang lebih 8 bulan harus diikuti secara baik dan menyeluruh.

Habituasi yang sekian lama dan intens tersebut diharapkan mampu menjadi pembiasaan bagi guru penggerak yang kemudian dapat dibawa ke lingkungan sekolahnya sehingga bisa menjadi motivator bagi rekan sejawatnya untuk bersama-sama melakukan trasformasi pendidikan yang holistik dan menyeluruh.

Namun jika seorang guru penggerak kehilangan motivasi dan kembali kepada budaya sekolah yang belum tertrasformsi secara penuh dan kembali pada budaya lama, maka guru penggerak itu akan kehilangan arah dan lebih condong mengikti gaya yang ada di sekolahnya.

Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga motivasi sebagai guru penggerak sehingga terus bisa memberikan pengaruh dan perubahan secara nyata bagi sekolahnya.

2. Menjadi Pemimpin Pembelajaran di Sekolah

Ketika seseorang menyandang gelar sebagai seorang guru penggerak, yakin dan pasti guru tersebut akan mendapat sorotan lebih dari rekan sejawatnya.

Sehingga setiap gerak-geriknya selalu memunculkan perhatian terutama ketika kita telah menyandang guru penggerak namun aktifitas yang kita lakukan di sekolah masih sama seperti sebelum menjadi guru penggerak.

Maka tantangan seorang guru penggerak di sekolah adalah mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran bagi dirinya dan lingkunganya.

Hal itu merujuk pada kemampuan seorang guru penggerak untuk secara kontinyu dapat memberikan contoh bagi rekan sejawat lainnya dalam kegiatannya di sekolah baik pada proses pembelajaran, pengorganisian siswa, melakukan inovasi dan inisiasi perubahan kearah yang lebih baik.

Aktifitas tersebut kemudian diharapkan mampu untuk menarik rekan sejawat lainnya agar dapat bergerak bersama dalam mengembangkan program atau kegiatan sekolah.

3. Menjadi Agen Perubahan di Sekolah

Seorang guru penggerak sudah pasti adalah seorang agen perubahan di sekolah, maka ketika seorang guru penggerak di sekolah harus dapat mencairkan kebekuan yang terjadi agar dicarikan solusinya secara kolektif dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa-siswi.

Kendati begitu, itu bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih jika seorang guru penggerak tersebut tidak memiliki power yang kuat di sekolah, sehingga sangat sulit untuk mempengaruhi lingkunganya.

Oleh karena itu, guru penggerak harus mampu menjadi agen perubahan di lingkup yang paling kecil di sekolahnya yaitu kelas dari situlah kemudian secara berjenjang bergerak diruang-ruang dikusi sekolah sehingga bisa menggerakan perubahan di sekolah tempat kita mengabdi.

4. Menggerakan Komunitas Di Sekolah

Sudah barang tentu salah satu hal yang harus dilakukan dan menjadi tantangan bagi seorang guru penggerak di sekolah adalah mampu menggerakan komunitas di sekolahnya.

Hal itu akan sangat menantang dan sulit karena seorang guru penggerak akan mengadapi beragam karakter rekan sejawat yang berbeda-beda.

Maka dari itu dalam menggerakan komunitas di sekolah seorang guru peggerak harus memiliki trik dan cara-cara khusus agar dapat memenangkan hati rekan-rekanya.

Hal itu dilakukan dengan membuka ruang diskusi dan koloborasi antar teman sejawat dan pemangku kepentingan (kepala sekolah) sehingga komunitas di sekolah dapat menjadi motor perubahan secara kolektif untuk menuju trasformasi pendidikan yang lebih baik dan kontinyu.

Guru penggerak memang bukan seorang "super hero" apalagi "super men", namun dengan semua yang telah dilaluinya seorang guru penggerak jangan hanya menjadi "bebek lumpuh" di sekolahnya agar bisa menjawab setiap tantangan yang ada.

Salam Guru Penggerak, Salam Trasformasi Pendidikan

Bangka Selatan, 8 Desember 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun