Habituasi yang sekian lama dan intens tersebut diharapkan mampu menjadi pembiasaan bagi guru penggerak yang kemudian dapat dibawa ke lingkungan sekolahnya sehingga bisa menjadi motivator bagi rekan sejawatnya untuk bersama-sama melakukan trasformasi pendidikan yang holistik dan menyeluruh.
Namun jika seorang guru penggerak kehilangan motivasi dan kembali kepada budaya sekolah yang belum tertrasformsi secara penuh dan kembali pada budaya lama, maka guru penggerak itu akan kehilangan arah dan lebih condong mengikti gaya yang ada di sekolahnya.
Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga motivasi sebagai guru penggerak sehingga terus bisa memberikan pengaruh dan perubahan secara nyata bagi sekolahnya.
2. Menjadi Pemimpin Pembelajaran di Sekolah
Ketika seseorang menyandang gelar sebagai seorang guru penggerak, yakin dan pasti guru tersebut akan mendapat sorotan lebih dari rekan sejawatnya.
Sehingga setiap gerak-geriknya selalu memunculkan perhatian terutama ketika kita telah menyandang guru penggerak namun aktifitas yang kita lakukan di sekolah masih sama seperti sebelum menjadi guru penggerak.
Maka tantangan seorang guru penggerak di sekolah adalah mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran bagi dirinya dan lingkunganya.
Hal itu merujuk pada kemampuan seorang guru penggerak untuk secara kontinyu dapat memberikan contoh bagi rekan sejawat lainnya dalam kegiatannya di sekolah baik pada proses pembelajaran, pengorganisian siswa, melakukan inovasi dan inisiasi perubahan kearah yang lebih baik.
Aktifitas tersebut kemudian diharapkan mampu untuk menarik rekan sejawat lainnya agar dapat bergerak bersama dalam mengembangkan program atau kegiatan sekolah.
3. Menjadi Agen Perubahan di Sekolah
Seorang guru penggerak sudah pasti adalah seorang agen perubahan di sekolah, maka ketika seorang guru penggerak di sekolah harus dapat mencairkan kebekuan yang terjadi agar dicarikan solusinya secara kolektif dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa-siswi.