Aktivitas tersebut kemudian membuat adanya ruang interaksi antar siswa-siswi, sehingga antara siswa-siswi bisa mengenal satu sama lain dengan baik.
3. Menumbuhkan Budaya Positif Siswa Ketika saya duduk dengan rekan saya di saung atau ketika berjalan di lorong kelas, ketika berpapasan dengan siswa-siswi, secara spontan mereka mengulurkan tangannya untuk menyalami kami.
Ada juga siswa-siswi yang bercengkerama riang dengan membagikan makanan yang mereka miliki kepada rekan-rekannya di saung sekolah.Â
Hal itu menunjukkan bahwa di sekolah tersebut telah berhasil menumbuhkan budaya posistif siswa di mana siswa secara aktif mampu menghargai orang-orang di sekitarnya dengan penuh kesopanan dan rasa hormat.
4. Menciptakan Rasa Aman di Sekolah
Saya amati satpam di sekolah tersebut tidak hanya berada di ruangannya saja, kadang kala berkeliling sekolah ketika jam siswa masuk atau saat jam istirahat utamanya di kantin sekolah dan di ruang toilet.
Atau ketika saat pulang, satpam sudah berdiri gagah di dekat pintu keluar sekolah untuk mengantarkan anak menemukan orangtuanya atau menemani anak untuk menunggu orangtuanya.
Guru-guru juga saya perhatikan ada kelas yang kosong atau meninggalkan kelas, sehingga tercipta saling menjaga yang kemudian menciptakan suasana aman bagi semua warga sekolah.
5. Tempelan atau Imbauan Positif di Lorong-Lorong Kelas
Saya melihat beberapa tulisan yang terpampang jelas seperti di halaman sekolah, adanya tulisan besar tentang "Sekolah Ramah Anak", di dekat UKS ada tulisan "Stop Bullying" atau "Dilarang Merokok".