Lalu apa beda sekolah itu dengan sekolah-sekolah yang memiliki kisah kelam seperti yang saya ceritakan di awal tulisan ini.
Setelah saya pelajari sekolah tersebut menganut sekolah aman di mana sekolah itu dibentuk dengan membangun interaksi yang kuat antara guru, siswa-siswi dan orangtua.
Selama tiga hari di sekolah tersebut, sekolah yang saya ceritakan itu dibentuk atas dasar-dasar untuk merancang sekolah aman.
1. Menumbuhkan Interaksi Positif Antara Siswa dan Guru
Hal itu terlihat ketika siswa akan masuk ke dalam kelas, siswa-siswi berjajar rapi dan kemudian guru akan menyapa dan mengecek kelengkapan siswa-siswi sebelum masuk ke kelas dan bersalaman dengan guru.
Menurut saya itu adalah interaksi positif antara siswa-siswi dan guru yang mengakibatkan terjalinnya hubungan yang dekat dan saling memperhatikan.
Sehingga jika terjadi suatu hal yang "tidak diinginkan" siswa-siswi tak takut bercerita atau mengadu dengan guru karena adanya interaksi positif yang dibangun di sekolah.
2. Adanya Fasilitas Ruang Interaksi Antar Siswa
Ketika istirahat berlangsung, saya melihat siswa-siswi ada yang duduk di bawah pohon, ada yang bermain kelereng di bawah pohon, berbagi makanan di saung atau bercerita di pondok sekolah.