Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Suka Dukaku Menjadi Seorang Guru

7 Agustus 2023   20:04 Diperbarui: 8 Agustus 2023   05:40 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Apesiasi Juara II Lomba Menulis Opini Tingkat Nasional Pada Puncak HGN  2019 dan HUT PGRI Ke-74 Oleh Menteri Nadim Anwar Makarim/Kompas.com


"Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram"

(Ir. Soekarno)

Kata-kata itu memberi makna bahwa, setiap keputusan yang kita ambil harus kita jalani apapun resiko yang akan kita hadapi.

Ya, pilihan yang sulit itu akhirnya saya ambil setelah mengabdi hampir lima tahun di sekolah Muhammadiyah, saya mencoba peruntungan dengan mendaftar CASN pada tahun 2019.

Melalui berbagai usaha serta doa akhirnya saya mampu melewati setiap tes yang diberikan dan akhirnya membuat saya mengabdikan diri untuk menjadi guru di salah satu pulau di Kabupaten Bangka Selatan.

Tepatnya di SMP Negeri 2 Lepar yang letaknya berada di Pulau Lepar, Kecamatan Lepar, Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

SMP Negeri 2 Lepar merupakan sekolah yang hanya bisa diakses menggunakan kapal speed boat atau "lidah api" kami menyebutnya setelah melakukan perjalanan darat yang sangat melelahkan.

Namun saya tak setiap hari pulang, selain karena jarak yang jauh juga karena biaya yang sangat besar bila harus setiap hari pulang, belum kesehatan badan jika harus menerjang angin dan ombak setia hari.

Maklum, perjalan itu saya tempuh dengan menggunakan motor, maka atas keputusan keluarga saya pulang seminggu sekali, hari senin berangkat dan kembali ke rumah kadang kamis kadang jum'at karena kami menerapkan 5 hari kerja.

Kendati begitu, saya sebagai seorang kepala keluarga dan guru harus mampu untuk menjalaninya, selain karena selalu ada keluarga yang menunggu di rumah juga ada siswa yang menunggu di kelas.

Dengan semangat itu, saya selalu menanamkan pada diri saya, jangan sampai pilihan ini menjadi sia-sia dan menghabiskan waktu hanya dengan pulang-pergi, pulang-pergi tanpa hasil yang bermakna.

Maka kendati saya menjadi guru di pulau dengan sekolah hanya terdiri dari 6 kelas serta siswa yang tak lebih dari 150 orang, saya memiliki motivasi dan semangat untuk setara dengan sekolah-sekolah yang telah maju di darat.

Jangan juga mengecewakan keluarga terkhusus putra saya, menjadi seorang ayah yang hanya pulang-pergi tanpa prestasi dan hasil yang bisa dibanggakan.

Sehingga, saya selalu termotivasi untuk melakukan yang terbaik walau saya hanya seorang guru yang mengajar di pulau.

Saat ini sudah hampir genap 5 tahun saya mengabdikan diri di SMP Negeri 2 Lepar tersebut dan dari hari pertama saya datang hingga saat ini telah banyak suka duka yang saya lalui bersama sekolah tersebut.

Suka

1. Lulus Sertifikasi Guru

Sebelum mengabdikan di SMP Negeri 2 Lepar, ketika masih di sekolah Muhammadiyah saya sudah lulus seleksi tahap awal sertfikiasi guru dan menunggu jadwal pendidikan.

Ketika di SMP Negeri 2 Lepar tersebut kesempatan itu datang dan harus melalui pendidikan kurang lebih selama 4 bulan dimana 2 bulan secara daring dan 2 bulan berikutnya secara luring di Universitas Negeri Jakarta.

Alhamdulilah dengan ketekunan dan izin Allah SWT saya melewati setiap tes yang diberikan dan akhirnya menyandang gelar "Gr" atau guru dengan sertifikat pendidik.

2. Menjadi Juara Tingkat Nasional

Masih di tahun yang sama yaitu 2019, selepas mengikuti pendidikan sertifikasi guru, saya mencoba mengikuti lomba menulis opini tingkat nasional yang diadakan oleh PB PGRI dengan mengambil judul karya "Kelas Zaman Now".

 Judul itu kemudian menghantarkan saya menjadi juara II pada lomba menulis opini tersebut dan menghantarkan saya pada acara puncak HGN dan HUT PGRI ke-74 sekaligus bertemu dan bersalaman dengan mentri pendidikan Nadim Anwar Makarim.

3. Mendapat Apresiasi Dari Bupati

Setelah berhasil meraih juara dua lomba menulis opini tingkat nasional tersebut saya mendapat undangan khusus untuk bertemu diruang bupati untuk memberi ucapan selamat sekaligus memberikan apresiasi kepada saya karena telah mengharumkan nama kabupaten di tingkat nasional.

4. Menghantarkan Siswa Menjadi Juara di Tingkat Provinsi

Suatu kebanggaaan membimbing siswa dari sekolah pulau untuk mengikuti lomba penulisan di tingkat provinsi, awalnya siswa tersebut ragu.

Namun dengan motivasi dan semangat, akhirnya siswa tersebut mau menulis salah satu kearifan lokal di Kabupaten Bangka Selatan yaitu "kelekak", karya tersebut kemudian diapresiasi oleh juri sebagai juara II tingkat provinsi dari ratusan karya tulis lainnya.

5. Menjadi Guru Penggerak Angkatan 6

Pada tahun 2022 yang lalu saya berkesempatan mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 6 Kabupaten Bangka Selatan dan pada tahun 2023 tepatnya bulan juni kemarin saya berhasil menyelesaikan setiap tahapan dari pendidikan guru penggerak tersebut dan berhasil lulus dengan nilai amat baik serta menyandang guru penggerak satu-satunya dari  guru di pulau.

6. Aktif Menulis

Selama di pulau saya menjadi sangat aktif menulis mungkin karena jarangnya aktifitas yang saya lakukan setelah pulang sekolah sehingga hari-hari dilakukan dengan menulis, bahkan selama dipulau sudah ada 2 buku yang saya terbitkan baik "jihad literasi: menggugah rasa dengan kata" dan "Namaku Anatariksa".

Duka

1. Jauh Dari Keluarga

Jauh dari kelarga adalah kepastian, karena memang harus merelakan waktu dari senin sampai kamis atau jum'at untuk tetap di sekolah, namun kendati begitu hal itu tidak harus diratapi, walaupun istri saya juga sibuk mengajar namun setiap malam juga sering video call untuk untuk menanyakan kabar jagoan kami atau keluarga.

Bahkan hal itu saya lakukan semenjak anak saya TK sampai sekarang sudah kelas 2 SD, namun saya sangat bangga dengan istri saya yang sangat sabar mendidik putranya sehingga dari dua semester yang dilalui di kelas satu dan naik ke kelas dua ini selalu menjadi juara kelas. Terimakasih.

2. Makan Tidak Teratur

Memang dasarnya tidak bisa masak, sehingga setiap makan harus beli ke warung makan atau hanya sekedar memasak telur atau mi, hehe namun setiap senin selalu dibawakan bekal istri ketika berangkat sehingga urusan makan itu walau tak teratur namun tetap masih dalam batas yang wajar.

3. Susah Tidur

Jika dirumah sering ada anak dan istri yang menemani, jika sedang di Pulau hanya sepi yang menemani sehingga sangat sulit untuk tidur maka dalam kondisi tersebut biasanya saya luangkan untuk menulis sehingga ketika sudah merasa lelah akan tidur sendiri.

4. Kesepian

Kesepian adalah hal yang psti, terlebih rumah guru saya jauh dari rumah warga sehingga jika malam hanya ditemani suara kodok dan jangkrik yang menghibur.

5. Lelahnya Perjalanan

Menempuh perjalanan darat dan laut setiap minggu sekali adalah tantangan tersendiri belum jika ada kendala teknis seperti motor rusak atau ketika harus mendorong kapal karena laut sangat jauh surutnya, namun semua itu harus dilalui karena sebuah pilihan.

Tepat 8 Agustus 2023 nanti usiaku menginjak angka 31 tahun, semoga dengan semangat keluarga yang tak pernah padam, aku selalu bisa menjalani pilihan ini dengan baik dan penuh rasa pengabdian.

Bangka Selatan 7 Agustus 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun