Kendati begitu, saya sebagai seorang kepala keluarga dan guru harus mampu untuk menjalaninya, selain karena selalu ada keluarga yang menunggu di rumah juga ada siswa yang menunggu di kelas.
Dengan semangat itu, saya selalu menanamkan pada diri saya, jangan sampai pilihan ini menjadi sia-sia dan menghabiskan waktu hanya dengan pulang-pergi, pulang-pergi tanpa hasil yang bermakna.
Maka kendati saya menjadi guru di pulau dengan sekolah hanya terdiri dari 6 kelas serta siswa yang tak lebih dari 150 orang, saya memiliki motivasi dan semangat untuk setara dengan sekolah-sekolah yang telah maju di darat.
Jangan juga mengecewakan keluarga terkhusus putra saya, menjadi seorang ayah yang hanya pulang-pergi tanpa prestasi dan hasil yang bisa dibanggakan.
Sehingga, saya selalu termotivasi untuk melakukan yang terbaik walau saya hanya seorang guru yang mengajar di pulau.
Saat ini sudah hampir genap 5 tahun saya mengabdikan diri di SMP Negeri 2 Lepar tersebut dan dari hari pertama saya datang hingga saat ini telah banyak suka duka yang saya lalui bersama sekolah tersebut.
Suka
1. Lulus Sertifikasi Guru
Sebelum mengabdikan di SMP Negeri 2 Lepar, ketika masih di sekolah Muhammadiyah saya sudah lulus seleksi tahap awal sertfikiasi guru dan menunggu jadwal pendidikan.
Ketika di SMP Negeri 2 Lepar tersebut kesempatan itu datang dan harus melalui pendidikan kurang lebih selama 4 bulan dimana 2 bulan secara daring dan 2 bulan berikutnya secara luring di Universitas Negeri Jakarta.
Alhamdulilah dengan ketekunan dan izin Allah SWT saya melewati setiap tes yang diberikan dan akhirnya menyandang gelar "Gr" atau guru dengan sertifikat pendidik.