Komunikasi verbal (lisan) pada anak dapat dilakukan keluarga dengan memeberikan pujian atas prestasi yang didapat atau mengucapkan kata-kata penyemangat saat anak mengalami kegagalan.
Komunikasi verbal (lisan) juga dapat dilakukan dengan menanyakan kabar, menanyakan hal-hal yang dilakukan anak di sekolah, atau membiasakan menampung kritik, ide/gagasan, dan curhatan anak baik yang berkaitan dengan kondisi keluarga maupun seputar dunia permainnannya.
Hal tersebut menjadi penting karena dengan seringnya keluarga bercengkrama dengan anak dapat menumbuhkan lingkungan keluarga yang nyaman dan aman bagi anak.
Keempat, komunikasi non verbal (kontak fisik).Â
Komunikasi non verbal (kontak fisik) dapat dilakukan keluarga dengan bersalaman, memeluk, menepuk pundak, atau membelai kepala anak dengan lembut.
Misalnya, komunikasi non verbal (kontak fisik) dapat dilakukakan ketika anak akan berangkat sekolah dengan bersalaman dan mencium tangan ayah atau ibu.
Kemudian bisa juga dilakukan keluarga dengan memeluk anak ketika anak sedang menghadapi suatu masalah, bisa juga menepuk pudak untuk menyakinkan pada diri anak saat akan melakukan suatu perlombaan atau kegiatan yang menantang.
Komunikasi non verbal (kontak fisik) juga akan memberi dorongan pada anak untuk selalu mengejar target-target (impian/cita-citanya) karena anak akan merasa selalu ada yang peduli dengan dirinya.
Kelima, sentuhan qolbu (hati).Â
Allah SWT Â dalam menciptakan mahluknya tidaklah selalu memiliki perangai atau sikap yang sama pada setiap individu yang diciptakanya.
Oleh karena itu dalam keluarga sering kita menemui anak yang agresif, pasif, pemalu, pendiam, cerewet, banyak akal, pemarah, manja, dan jahil. Perangai tersebut merupakan bawaan anak dan sifat alami mereka (anak).