Bagaimana tidak!.
Berbulan bulan kita mengajar, mengejakan PAS, PTS atau uji kompetensi lainnya dengan waktu yang sangat singkat dan dengan hasil yang tidak memuaskan.
Dalam hati kecil apa yang salah dengan pelajaran yang Saya lakukan?, apa yang kurang?, nilai-nilai saja harus didongkrak, dinaikan dan dikatrol.
Waktu itu Saya selalu berorientasi pada diri dan lebih banyak menyalahkan murid karena tidak belajar atau tidak mendengarkan apa yang  ajarkan kepada mereka.
Orientasi itu kemudian perlahan terkikis melalui Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang  Saya ikuti.
Pada pembelajaran modul 1, Saya langsung tersentak karena dalam materi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara, laku pendidikan tidaklah seperti yang Saya kerjakan selama ini.
Pendidikan lebih menekankan pada bagaimana kita bisa mengimplementasi apa yang menjadi jantung pendidikan itu sendiri.
Yaitu, "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani".
Ternyata guru bukanlah figur utama dalam pengajaran namun murid-lah yang menjadi pemeran utama.
Guru hanya sebagai fasilitator sedang murid sebagai kreator untuk menciptakan pembelajaranya.
Maka, sesuailah filosofi tersebut.