Mohon tunggu...
Nuke DwiMaretha
Nuke DwiMaretha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Apa Itu Friendship Breakup, Alasan, Dampak, dan Cara Mengatasinya

29 Maret 2024   21:50 Diperbarui: 30 Maret 2024   04:23 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya setiap individu membutuhkan orang lain dalam proses kehidupannya. Dari hal itulah kemudian muncul hubungan sosial antara tiap individu maupun kelompok. Salah satu contoh nyata hubungan sosial adalah persahabatan. Definisi dari persahabatan itu sendiri adalah ikatan antara individu dgn individu lain dalam ruang lingkup pertemanan yang sangat kuat secara emosional. Hampir setiap orang di dunia setidaknya pernah memiliki satu orang sahabat dalam hidupnya

Perlu diingat bahwa ada perbedaan antara teman dan sahabat. Dalam segi seberapa dalam suatu hubungan, bagaimana kualitas hubungan, maupun dalam hal ketulusan dapat dijadikan parameter untuk mempertanyakan apakah suatu hubungan itu dapat dikategorikan sebagai pertemanan atau kah persahabatan. 

Ketika seseorang berada dalam hubungan persahabatan, maka kedekatan hubungan mereka dapat membuat hubungan mereka dirasa layaknya keluarga. Memang ada kalanya suatu hubungan tidak terasa lancar, kadang kala ada pertengkaran di dalamnya. Namun bagaimana sikap kita setelah terjadinya pertengkaran itulah yang dijadikan patokannya. Sama seperti hubungan percintaan, hubungan persahabatan juga bisa mengalami akhir tak mengenakkan

Istilah Friendship Breakup

Friendship Breakup bukan hanya tentang putusnya suatu hubungan persahabatan saja, namun juga mengenai perjalanan panjang mengenai perasaan emosional yang rumit dijelaskan, yang kemudian dapat memengaruhi mental health seseorang. Memang tidak ada parameter yang dapat mengukur lebih sakit mana antara friendship breakup ataukah putus cinta, namun percayalah bahwa putus hubungan dengan sahabat lebih menyakitkan daripada putus hubungan dengan kekasih hati. 

Mengapa demikian? Karena sahabat adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kita dan tak sedikit yang menganggap sudah seperti keluarga sendiri, sahabat juga merupakan orang yang hampir selalu ada di tiap kondisi ketika kita membutuhkan seseorang. 

Alasan Terjadinya 

Jika dibandingkan dengan putus cinta, mungkin Friendship breakup tidak sesering itu terjadi dalam kehidupan. Lalu, apakah pernah terbesit mengapa friendship breakup bisa terjadi? berikut merupakan alasan umum terjadinya friendship breakup :

1. Konflik

Alasan paling umum yang menyebabkan putusnya ikatan persahabatan adalah konflik. Entah konflik itu didasarkan pada perbedaan kepentingan, perbedaan pendapat, pengkhianatan, ketidak jujuran, maupun hal lain. Kemudian konflik tersebut tidak dapat diselesaikan ataupun dimaafkan oleh kedua belah pihak sehingga hal tersebut dapat merusak tali persahabatan  

2. Kesalahpahaman

Terkadang, kesalahpahaman antar pihak dapat menyebabkan kerenggangan hubungan. Entah itu dikarenakan komunikasi yang tidak lancar atau karena perbedaan persepsi tiap pihak dalam menanggapi sesuatu. Tidak adanya upaya untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, dapat menyebabkan friendship breakup

3. Perubahan Keadaan

Pernahkah anda mendengar istilah ‘people come and go’? Tiap orang ada masanya, dan tiap masa ada orangnya. Adanya orang baru yang dirasa lebih klop juga dapat menjadi salah satu alasan berakhirnya persahabatan. Tidak cuma itu, semakin hari tentunya kesibukan tiap orang tidak lagi sama dan dapat mengurangi intensitas komunikasi kita pada sahabat kita. Akibatnya persahabatan pun menjadi renggang, canggung, ataupun malah putus ikatan

4. Toxic Relationship

Terkadang, seseorang yang berada dalam toxic relationship tidak menyadari bahwa hubungan yang dijalaninya tidak sehat.  Namun ketika ia sadar bahwa hubungannya termasuk toxic relationship, mengakhiri hubungan toxic tersebut menjadi langkah yang sangat sulit. 

Seseorang yang berada dalam hubungan persahabatan yang tidak sehat memiliki kecenderungan ketergantungan berlebihan pada sahabatnya. Tidak hanya itu, tidak adanya hubungan timbal balik pada sahabat kalian juga dapat digolongkan sebagai toxic relationship loh. Hal ini tentunya tidak baik, karena hal tersebut dapat mengorbankan kesehatan mental kita

5. Campur Tangan Pihak ke 3

Alasan ini merupakan alasan eksternal. Meski tidak selalu terjadi, namun ada saat dimana pihak ke 3 dapat memengaruhi persahabatan seseorang. Kehadiran pihak ke 3 dapat  mengubah dinamika persahabatan. Apabila pihak ke 3 sebagai orang baru, maka biasanya akan timbul rasa persaingan dalam lingkaran persahabatan tersebut. Ketika ada pihak ke 3 yang tidak menyukai salah satu pihak, maka ia bisa menimbulkan gosip sebagai api konflik untuk menghasut pihak yang lain

Akibat dari Friendship Breakup

Tentunya setelah terjadinya friendship breakup atau putusnya persahabatan, keadaan tidak akan lagi sama. Perbedaan keadaan yang muncul inilah yang kebanyakan memengaruhi keadaan batin dan bisa juga berujung pada kesehatan mental seseorang. Berikut merupakan akibat yang ditimbulkan dari Friendship breakup :

1. Perasaan Kehilangan dan Kesepian

Seperti halnya putus cinta, rasa kehilangan dan kesepian dapat menghantui keadaan batin kita. Ketika hubungan berakhir, tentunya kita juga kehilangan sumber dukungan emosional yang biasanya kita dapatkan dari sang sahabat. Tak hanya itu, terkadang kita juga merindukan momen yang pernah dilalui bersama

2. Rasa Bersalah dan Penyesalan

Akan ada rasa bersalah yang muncul, karena secara tidak sadar kita akan berpikir bahwa kita sudah berperan dalam kandasnya hubungan persahabatan. Kemudian barulah muncul penyesalan akibat dari gagalnya diri kita dari menjaga hubungan tali persahabatan. Ketika ada moment untuk berbaikan, kita akan merasa terlalu canggung untuk melakukannya. Canggung yang dirasakan bahkan lebih terasa daripada canggung terhadap orang yang baru dikenal. Sehingga muncul lagi perasaan menyesal telah melewatkan kesempatan memperbaiki hubungan

3. Traumatik

Friendship breakup dapat menyebabkan trauma mendalam bagi pihak yang mengalaminya, entah itu stress, depresi, maupun trust issue. Mengapa sebegitu kuatnya hal itu memengaruhi kesehatan mental sampai dapat menimbulkan trauma? Karena sahabat adalah orang yang seringkali kita anggap paling mengerti mengenai diri kita dibandingkan orang tua kita sendiri. 

Seseorang yang kita anggap sebagai rumah karena segala hal yang kita alami pasti akan kita ceritakan pada mereka, tiba tiba rumah itu roboh akibat perpisahan yang seringkali tidak terduga. Kita pun merasa tidak selalu siap menghadapi rasa putus asa yang timbul, yang kemudian menjadikan rasa sakit semakin terasa Rasa sakit ini adalah hal normal yang dianggap sebagai rasa berduka kehilangan orang tersayang, kita tidak perlu menyangkal fase ini

Cara Mengatasi

1. Menerima Keadaan dan berhenti menyalahkan diri sendiri

Alangkah baiknya bila kita menerima dan tidak menyangkal apa yang kita rasakan. Rasa sakit yang dirasakan adalah hal normal yang dianggap sebagai rasa berduka kehilangan orang tersayang, kita tidak perlu menyangkal fase ini. Dan berhenti menyalahkan diri sendiri, karena friendship breakup bisa terjadi akibat dua pihak yang sama sama setuju untuk mengakhiri hubungan mereka. Menerima keadaan yang terjadi adalah langkah untuk terbuka terhadap diri sendiri

2. Bicarakan dengan seseorang

Membicarakan apa yang terjadi pada teman atau anggota keluarga dapat membantu anda mengurangi beban emosional yang anda tanggung. Namun ingat, lawan bicara yang dipilih harus tepat dan tidak sembarang orang. Hal ini dilakukan agar anda dapat menerima masukan maupun sudut pandang lain mengenai apa yang terjadi

3. Fokus pada pengembangan diri

Kadang kala ketika kita merasa terjebak dalam suatu fase, kita akan banyak merenung. Gunakanlah waktu merenung anda untuk fokus mengembangkan diri menjadi lebih baik. Pengalaman pahit yang terjadi cukup dijadikan bekal, dan tanyakan pada diri anda apa yang ingin anda ubah, serta apa yang ingin anda capai dalam berproses menjadi lebih baik

4. Hilangkan pikiran untuk balas dendam

Seringkali kita masih terbawa suasana kesal atas apa yang terjadi. Tidak jarang kita memiliki niat untuk balas dendam pada mantan sahabat kita. Namun rupanya hal itu tidak membuat anda merasa lebih puas. Balas dendam hanya akan memperkeruh keadaan dan menjadikan hubungan kalian menjadi lebih buruk 

5. Membuka diri

Setelah melewati fase berduka, cobalah membuka diri anda pada tiap hal baru yang memberikan anda suasana positif. Kegiatan baru, pertemanan baru, atau apapun yang dapat mengalihkan pikiran anda dari hal sebelumnya terjadi. Cobalah ciptakan momen baru agar anda tidak mengingat kenangan bersama mantan sahabat anda

Memang setiap perpisahan yang terjadi tidak selalu dapat diterima dengan mudah, apalagi berpisah dengan orang tersayang yang cukup memiliki kontribusi penting dalam hidup kita. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuk terjebak dan tidak bergerak maju dalam fase sulit yang dialami. Yang terpenting adalah memberi diri kita waktu yang cukup dan mendukung diri kita sendiri selama proses pemulihan. Dan jangan lupa untuk mengantisipasi agar hal ini tidak terulang lagi

Oleh : Nuke Dwi Maretha

Universitas Airlangga

nukemaretha@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun