"Belum tau apa, Oma?" Aku mengernyitkan dahi benar-benar tidak tahu. Sebenarnya ada rahasia apa antara Opa Tejo dan Oma Antik ini.Â
"Sebenarnya Tejo itu dulu waktu muda, memang pernah menyatakan cintanya padaku. Kami dulu kawan satu kampus. Tapi dia kakak tingkatku dan kami tidak berjodoh waktu itu. Setelah lulus aku menikah dan keluar kota bersama suamiku.Â
Sedangkan dia meneruskan karir tentaranya dan menikah dengan tetangganya di kampung. Sekarang rupanya takdir kami bisa bertemu lagi di sini. Yaah ... meskipun jadi sering berantem, haha!" Nenek cantik itu terkekeh hingga pundaknya berguncang.
 Aku melongo, benar-benar tak percaya dengan apa yang dikatakannya barusan. Seharusnya kisah ini bisa berakhir dengan bahagia. Benar dugaanku! Perasaanku sejak mendengar mereka sering adu mulut memang mengatakan demikian. Jadi, mereka bisa saling berbincang setiap saat dengan penuh kasih tanpa harus teriak-teriak seperti biasanya.
"Oma, aku pulang pamit, dulu, ya. Oh, ya, browniesnya masih ada tidak?"
"Eh, kamu mau bawa pulang? Masih, sebentar aku ambilkan," kata Oma Antik sambil gegas berdiri.Â
"Mmh, anu, Oma, browniesnya mau aku berikan untuk Opa Tejo ...."
[*]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI