Kontra paradigma berpikir yang dilakukan oleh Freud, adalah dengan tidak menabukan seks. Konsep Freud ini berdampak lain, kehidupan seks mengarah pada kebebasan seks.
Anggapannya, karena orang terlalu mengekang seks, mengakibatkan orang menjadi bermasalah. Revolusi seks pun terjadi, dan kini memasuki pada era AIDS (PMKT Penyakit Menurunnya Kekebalan Tubuh) yang salah satu pemicunya adalah kehidupan seks bebas.
Kehidupan Suci
Benjamin Spock, psikolog penyusun buku Raising Children in a Defficult Time, juga bercerita tentang sulitnya melakukan pendidikan seks yang tepat bagi anak. Adegan Adegan film dan sinetron banyak mengekspos sekwilda Dan bupati (sekitar wilayah dada dan buka paha tinggi tinggi), menyebabkan anak memiliki persepsi yang kacau mengenai seks.
Payudara yang secara fungsional berkaitan dengan tugas suci dan mulia untuk menyambung kehidupan bayi dengan air susu ibu, menurut Spock, berubah menjadi stimulasi fantasi seksual anak yang mengakibatkan mereka menjadi matang dini (immature).
Beberapa orang salah menerjemahkan keterbukaan pendidikan seks, dengan keterbukaan yang benar benar terbuka, sebagaimana kasus nyata di awal tulisan ini. Kasus lain, yang juga sering terjadi, ada anak suka menelanjangi boneka yang dibelikan ibunya, meskipun ia selalu melihat badan boneka tanpa baju bentuknya sama.
Benjamin Spock menyarankan agar orangtua mendudukkan masalah seks sebagai kehidupan suci. Dengan demikian, anak-anak hendaknya ditanamkan bahwa kehidupan suci bukanlah sesuatu yang tabu dibicarakan, melainkan ada saatnya nanti keterangan yang lengkap akan didapatkan anak bila telah tiba saatnya.
Jawaban-jawaban orangtua mengenai masalah seks, hendaknya disampaikan dengan hati-hati, dan menekankan pada masalah kesucian seks itu sendiri.
Anak berusia 6-12 tahun, menurut Spock, senang sekali berlagak bagaikan ilmuwan ketika menjelaskan sesuatu. Mereka akan berpura-pura tahu tentang sesuatu dan bergaya bagaikan seorang guru kelas. Sepanjang tidak aneh-aneh, biarlah saja anak bergaya bagaikan ilmuwan.
Namun bila anak terlalu ngawur dalam menjelaskan sesuatu, apalagi masalah seks, hendaknya orangtua membantu anak mencarikan jawaban yang lebih tepat. Misalnya, ada seorang anak yang mempermasalahkan, mengapa ia punya zakar dan adik perempuannya tidak. Manakala ada anak yang menjawab "karena laki-laki adalah keturunan dewa, dan perempuan bukan keturunan dewa", hendaknya orangtua cepat turun tangan. Bahwa perbedaan itu akan selalu ada di dunia ini, termasuk laki laki dan perempuan, namun adanya perbedaan itu adalah media berlatih manusia untuk bersikap adil dan saling melindungi. Bukan saling menjatuhkan.
Masalah Moral
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!