Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Besar Kok Masih Ngompol?

5 Desember 2022   19:08 Diperbarui: 5 Desember 2022   19:23 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.britannica.com 

Saat anak ngompol, jangan keburu memarahi anak. Berikan perhatian pada beberapa kemungkinan penyebab, mengapa anak ngompol. Dalam kondisi wajar dan tenang, perilaku ngompol anak dapat berhenti dengan sendirinya saat anak berusia 7-9 tahun. Namun lingkungan yang menimbulkan stres anak, besar kemungkinan perilaku ngompol akan timbul lagi.

Apalagi anak yang memang rentan terhadap strcssor sering disalahkan, anak memasuki lingkungan baru yang masih terasa asing baginya, atau bahkan kecemasan yang sifatnya tidak rasional (irrational anxicty). Takut hantu, takut setan, namun sering menonton film komedi televisiyang ada unsur horor, dan memicu kecemasan anak saat berangkat tidur. Akhirnya, ngompol.

Bila kecemasan dan stressor dicurigai sebagai penyebah ngompol, kurangilah stresser dan penyebab kecemasan tersebut. Temani anak sebelum tidur, dan berikan cerita-cerita yang membahagiakan atau fantasi positif lainnya. Ketenangan sebelum tidur akan membantu anak mengatasi ngompol karena kecemasan. Kontrol terhadap urin pun akan menguat.

Latihan pipis sebelum tidur, juga amat baik. Ajak anak untuk buang air sebelum tidur.

Referensi: Priyohadi, N.D., 2011., Mengasihi Anak Sepenuh Hati, Yogyakarta: Pustaka Rahmad dan Penerbit Panduan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun