Abnormalitas ini bukan saja karena dapat berpeluang memberikan gangguan psikologis bagi anak, melainkan juga dapat mengindikasikan adanya gangguan medis atau fisik anak. Misalnya masalah kesehatan ginjal, masalah dalam kandung kemih, dan sebagainya.
Berdasarkan jenis dan penyebabnya dikenal 2 macam perilaku mengompol pada anak.
Pertama, mengompol yang menetap. Perilaku mengompol dapat terjadi semenjak anak lahir hingga di atas usia 4 tahun. Dapat disebabkan keterlambatan atau terhambatnya kerja kontrol saluran air kencing, kegagalan latihan buang air (toilet training) yang dilatihkan orangtua, atau bahkan faktor kesehatan fisik anak.
Kedua, mengompol yang tidak menetap. Biasanya anak mengompol, kemudian berhenti secara tiba-tiba selama beberapa bulan. Namun kemudian mengompol lagi. Stres anak (child stress), kecemasan, dicurigai sebagai penyebab mengompol jenis ini.
Melatih Anak
Upaya yang baik untuk dilakukan sejak dini bagi anak adalah melatihnya. Yakni toilet training. Latihan ini berupaya menyarankan anak untuk buang air pada jamjam tertentu.
Dapat dilakukan sejak usia 2-3 tahun. Misalnya, 5-6 jam setelah anak makan atau minum, anak dibawa ke kamar kecil untuk pipis. Sarankan dengan bahasa ramah misalnya "Ayo...... saatnya pipis".
Sesuaikan kualitas rentang waktu dengan dorongan kencing anak. Latihan ini amat bermanfaat agar anak tidak sembarangan membuang air kecil.
Kesalahan orangtua sering terjadi manakala anak merasa akan pipis, kemudian dengan serta-merta celana anak dilepaskan dan anak disuruh buang air di depan rumah, atau di pinggir jalan, atau dekat pot bunga.
Sebaiknya, bawa anak ke kamar kecil sehingga anak terbiasa dengan kebersihan. Setelah selesai, basuh kemaluan anak dengan air sehingga anak pun terbiasa menjaga kebersihan.