Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Jenazah Mutilasi di Imogiri

19 Oktober 2022   10:06 Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:38 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama abdi dalem Kotagede (dokpri) 

MISTERI MUTILASI DI BAWAH ANAK TANGGA MAKAM IMOGIRI  (1)

Pernah mendengar Makam Raja Mataram Islam,  Imogiri Yogyakarta? Bagi para pelaku ziarah Wali Songo atau antropohistory, pasti sudah familiar. Selain di sana dimakamkan Raja Gung BInathoro Sultan Agung Honyokrokusumo Senopati Hing Ngalogo Khalifatulloh HIngkang Jumeneng Hing Tanah Jowo, juga menyipan misteri di antara tumpukan tangga yang kita titi manakala mau ke makam beliau.

Titian tangga yang menyimpan misteri. DI sana tulang belulang mutilasi jenazah pengkhianat Mataran dikuburkan.

Konon sengaja dikubur di anak tangga, biar diinjak-injak oleh peziarah sebagai hukuman atas kesalahan seumur hidupnya.

Namun, benarkan itu sebenarnya, adalah jenazah Joen Pieterzon Coen Gubernur Jenderal VOC yang dikabarkan tewas karena malaria, namun versi lain mengatakan bahwa ia ditangkap pasukan Mataram dan dimutilasi serta dimakamkandi anak tangga tersebut?

KISAH YANG TIDAK SELESEI

Silakan kembali menekuni wisata sejarah atau religi ke kompleks makam para raja Yogyakarta dan Surakarta di Imogiri, kecamatan Wukirsari, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ada banyak kisah misteri. Banyak makam raja, baik dari Solo atau Yogya, yang dikebumikan di Imogiri. Kalau ini mah sudah sewajarnya, karena memang lokasi tersebut adalah Kompleks Makam Raja Mataram.

Namun, pengunjung juga akan menemui misteri sosok terpancung tiga, jenazahyang dimutilasi,  di tangga Makam Imogiri. Apakah ngeri, atau bagaimana, ketika kita ziarah bersautan burung kedasih bernyanyi merintih sedih, sebagian burung kecil beterbangan tanpa berani mengeluarkan suara melintas di atas Imogiri?

"Ada sekitar lebih dari 400 anak tangga mesti diinjak pengunjung sebagai pengganti aktivitas mendaki, dan menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu tidak rata yang mesti diinjak pengunjung, yang menonjol bergelombang tanda khusus ada yang dipendam di bawahnya, "ujar Mas Doni, pemandu kami yang menemani ziarah dari awal sampai akhir kunjungan.

Alhamdulillah, dibantu mas Doni, kami bisa lewat pintu khusus yang diperuntukkan untuk para abdi dalem.Dari sisi atas langsung. Namun, kami tetap akhirnya dipertemukan dengan anak tangga tersebut.

Di bawah batu itulah, konon ditanam si sosok penuh  teka-teki dan misteri. Nama resmi yang beredar, adalah jenazah Tumenggung Endranata.

Seperti dituturkan Donny Adipati, alias Mas Doni tersbeut, sosok yang dimakamkan di deretan anak-anak tangga tadi adalah Tumenggung Endranata. Apakah nama ini asli, atau hanya simbolisasi?

Nama tersebut, konon  adalah sosok pengkhianat saat Sultan Agung, Raja Mataram mengadakan penyerangan ke Jayakarta yang berada dalam kekuasaan Belanda, sekitar 1628 - 1629. Beberapa buku sejarah, dengan disclaimer bahwa itu juga hanya berdasarkan versi tutur tinuar, bahwa Tumenggung tersebut awalnya adalah anak buah Sultan Agung pada saat serbuan ke Batavia.

Namun, akibat tekanan batin karena risiko kalah perang adalah dihukum mati,maka justru sang Tumenggung menyeberang ke pihak lawan.


Tumenggung inilah, sekali lagi konon kabarnya, adalah  si pembisik kaum Kumpeni (Vereenigde Oostindische Compagnie) soal lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung. Akibatnya, kekalahan Sultan Agung adalah disebabkan dibakarnyalumbung-lumbung pangan logistic prajurit Mataram ekspedisi serbuan ke Batavia.

Hukuman bagi Tumenggung Endranata adalah tubuh dipancung tiga: yang ditanam di beberapa bagian dari ke-409 anak tangga menuju makam para raja Imogiri.

Menurut mas Doni, potongan tubuh tersebut  mengarah ke Gapura Supit Urang, di bagian gapura itu sendiri, serta kolam di sisi kanan.

BENARKAH DIA SEBENARNYA JP COEN?

Ternyata ada versi lebih heboh sekaligus misterius  soal sosok terpancung atau termutilasi tiga ini.

Mengapa? Karena sejatinya bukan sosok Tumenggung Endranata yang berada di situ. Tetapi malahan gubernur Kumpeni sendiri yang dikenal sebagai Jan Pieterszoon Coen atau JP Coen.

Atau oleh kaum Betawi dikenal sebagai Mur Jangkung.

Versi resmi dari literature sejarah, JP Coen tewas di Batavia karena terserang kolera atau malaria, atau bahkan diare, sekitar 1629.

Plakat peringatannya terdapat di lingkungan gereja dalam kawasan Kota Tua Jakarta yang kini menjadi Museum Wayang. Makam JP Coen ada di sana, tepatnya nisan bertuliskan bahwa disitu JP Coen dimakamkan.

Namun demikian, berdasarkan versi cerita lain, di dalamnya sebenarnya kosong alias tidak ada jenazah JP Coen.

"Maka masuk akal jika ada cerita, bahwa  konon hikayatnya. Jasad Gubernur Coen ada di bawah anak-anak tangga yang tengah kita injak saat ini, di mana tubuh termutilasi dan dihinakan hingga saat ini" tutur Donny.

Nama Tumenggung Endranata, menurut Mas Doni,  adalah nama palsu alias semata, agar pihak VOC  tak memburu-buru jasadnya sampai ke sini, yang berisiko akan menggoyang social politik Kerajaan Mataram.

Bagaimana yang sebenarnya? Ya kalau mau berarti membongkar tangga dan melakukan otopsi DNA. Pertanyaannya, untuk apa dan siapa yang mau membiayai? (19102022.Endepe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun