Mengapa? Karena sejatinya bukan sosok Tumenggung Endranata yang berada di situ. Tetapi malahan gubernur Kumpeni sendiri yang dikenal sebagai Jan Pieterszoon Coen atau JP Coen.
Atau oleh kaum Betawi dikenal sebagai Mur Jangkung.
Versi resmi dari literature sejarah, JP Coen tewas di Batavia karena terserang kolera atau malaria, atau bahkan diare, sekitar 1629.
Plakat peringatannya terdapat di lingkungan gereja dalam kawasan Kota Tua Jakarta yang kini menjadi Museum Wayang. Makam JP Coen ada di sana, tepatnya nisan bertuliskan bahwa disitu JP Coen dimakamkan.
Namun demikian, berdasarkan versi cerita lain, di dalamnya sebenarnya kosong alias tidak ada jenazah JP Coen.
"Maka masuk akal jika ada cerita, bahwa konon hikayatnya. Jasad Gubernur Coen ada di bawah anak-anak tangga yang tengah kita injak saat ini, di mana tubuh termutilasi dan dihinakan hingga saat ini" tutur Donny.
Nama Tumenggung Endranata, menurut Mas Doni, adalah nama palsu alias semata, agar pihak VOC tak memburu-buru jasadnya sampai ke sini, yang berisiko akan menggoyang social politik Kerajaan Mataram.
Bagaimana yang sebenarnya? Ya kalau mau berarti membongkar tangga dan melakukan otopsi DNA. Pertanyaannya, untuk apa dan siapa yang mau membiayai? (19102022.Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H