Pada tahun 2019, sebuah berita menyentak bahwa : "CEO General Electric (GE), Larry Culp membeli hampir US$ 2 juta (Rp 28 miliar) saham perusahaan, setelah laporan soal manipulasi perusahaan itu tersebar.
Culp membeli 252.200 saham dikisaran US$ 7,93. Culp, yang mengambil alih konglomerasi yang sempat kesulitan tahun lalu, telah menduplikat kepemilikannya di GE. "
Lantas situasi memang agak runyam karena tuduhan mengerikan untuk sekelas GE yang sempat berjaya di masa Jack Welch.
Pewartaan yang memang sangat mengagetkan.
Sebelumnya, Harry Markopolos seorang auditor investigasi khusus kecurangan perusahaan menyebut GE telah melakukan "penipuan besar" hingga US$ 38 miliar.
Lebih lanjut dalam sebuah interview, Markopolos mengatakan pihaknya menemukan indikasi adanya penggelembungan di unit asuransi GE karena kebutuhan akan dana hingga US$18,5 miliar.
Jumlah yang tidak terbilang sedikit. Sama halnya dengan perusahaan di pelayaran niaga besar, ternyata melaba disebabkan hobinya menumpuk hutang alias bayar kewajiban ditunda melulu.
Sebaliknya, kejadian yang mirip ada juga modus operandi pendapatan 10 tahun ke depan, dibuku tahun ini, padahal belum tentu pendapatan tersebut nantinya likuid.
Kembali ke GE, bagaimana ceritanya kok bisa begitu?
Markopolos menulis, timnya melakukan 7 bulan penuh investigasi untuk mendapatkan bukti. GE, ditulisnya, juga tidak menghitung bisnis migasnya dengan benar.