Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mobil Listrik di Norway Masih Mahal

21 Februari 2021   15:31 Diperbarui: 21 Februari 2021   15:55 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pindad pernah mencoba bikin mobil listrik (foto: kompas.com)

Jadi penting tersedia charging station yang memadai di sepanjang jalan yang ingin kita tempuh, dan penting untuk mengetahui keberadaan mereka, terutama untuk mengetahui di mana kita bisa nge-charge terakhir, seberapa banyak musti nge-charge, sebelum mulai berkendara ke titik destinasi berikutnya. 

Kawan saya yang memiliki Jaguar i-Pace biasa menggenjot mobilnya sebelum tiba di charging station. Kenapa? Karena semakin panas baterainya, semakin lancar kita bisa nge-charge. Baterai yang dingin, "berat" ngangkatnya. Dari sini juga sebenarnya tersirat bahwa kita tidak perlu beli mobil listrik dengan kapasitas baterai yang terlalu besar. Baterai besar, berat bobotnya, juga berat nge-charge-nya, kecuali memang dibutuhkan untuk menarik beban yang berat/besar juga.

Hampir semua kawan yang mengendarai mobil listrik bercerita pengalaman menegangkan hampir kehabisan baterai di jalan, entah karena kelupaan nge-charge, salah perhitungan, atau mungkin karena charging station yang dituju tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki. Misalnya charging stationnya sudah tidak ada, atau tidak tersedia untuk umum. 

Dalam situasi seperti ini, mereka berharap punya gen set yang bisa digunakan untuk men-charge mobil mereka dalam kondisi genting. Mungkin inilah type mobil hybrid yang akan lebih populer dari yang sekarang. Artinya, mobil tidak perlu memiliki sistem yang redundant, sehingga tidak berat.

Demikian pandangan naif saya hari ini. Mungkin ada koreksi atau komentar,... pernyataan, pernyataan, kesaksian,... Sumonggo,...(VR)

........

Demikian edisi berbagi hari ini, langsung dari Norway. Jadi jika mobil berbahan bakar diwajibkan di tanah air, maka silakan agen-agen penjualan mobil berbahan bakar solar dan bensin, segera menghabiskan stock gudangnya. Sebab, sebentar lagi mobil berbahan bakar demikian, akan digantikan oleh tenaga listrik lho ya...

Waw..... berarti sukses penjualan mobil di Tuban baru baru ini akibat kaya mendadak, adalah berita dadakan gembira juga untuk sales mobil. Sebab, secara perlahan, pasar mobil akan berganti ke mobil listrik. 

Selamat datang mobil listrik. (21.02.2021/Endepe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun