Tidak mudah memelihara anggrek. Kadang udara tidak cocok, sehingga meskipun batang pohon subur dan hijau, namun bunga tidak mau mekar. Sama dengan memelihara ayam. Makannya banyak, tidak mau bertelur. Telurnya banyak, malah kena tetelo atau wabah flu ayam yang membunuh dengan cepat. Ayam menjadi gering, sakit. Jika tidak konangan akan mati. Maka ayam pun dijual saja sebelum mati.
"Untuk sementara saya beralih ke tanaman anggrek, biar lebih membahagiakan karena ayam saya pada saya juali dulu, kena flu gering ayam, "kata Pak Yoyok bersama Bu Dini, peternak ayam yang beralih ke anggrek sementara waktu.
Musim penghujan memang berisiko ayam-ayam terkena flu ayam. Katisen, kata orang Jawa.
"Ya sebenarnya nanem anggrek tidak sengaja, bukan untuk komersial, hanya untuk hobi saja, "kata Bu Dini menimpali suaminya bercerita mengenai anggrek di pekarangan rumah.
Banyak Varian
Bunga anggrek sendiri dikenal sangat indah, dan pasti ibu ibu di Nusantara sangat mengenal buga ini dan ragam variasinya sangat banyak.
Anggrek biasanya dijual secara komersial sebagai tanaman di dalam pot maupun sebagai bunga potong. Sebagian akan diindukkan ke dalam pohon, ditempel untuk dipelihara seakan-akan hidup di alam liar.
Ragam jenis bunga Anggrek di Indonesia sendiri memiliki ragam yang sangat banyak, terutama jenis-jenis Anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dimulai dari Sumatra hingga Papua. Seperti yang ditanam Bu Dini dan Pak Yoyok, habitat anggreknya ditempel di pohon mangga di depan rumah. Sebagian menyebar di rumah teman-temannya. Ada Bu Siti Rusmiyati di Depok Jabar, ada Gus Irfan Hudiyatmoko di Surabaya yang barusan recovery dari situasi pandemi, ada Bu Rustini di Melikan Kidul Bantul Yogyakarta bersama Bu Noor Arifah pemilik kulineri Roemah Ndeso yang juga senang anggrek meski gak suka memelihara.
Misalnya jenis anggrek bulan, anggrek ini dikenal sebagai salah satu bunga pesona dari bangsa Indonesia.
Selain pesona keindahannya yang dikagumi oleh banyak orang, ternyata Anggrek masih menyimpan pesona dan fakta unik lain yang belum banyak diketahui banyak orang. Ternyata keluarga Anggrek tertua diperkirakan sudah ada sejak ratusan juta tahun yang lalu.
"Kalau kata ahli sih sejak 130 juta tahun yang lalu, tapi saya tidak sempat menghitungnya, gak bisa, hehehe.... "kata Pak Yoyok sambil bercanda menghilangkan sedih karena ayamnya sedang drop bisnis terkena flu ayam.
Setiap tahunnya, berdasar literatur peranggrekan, diperkirakan 300-400 spesies anggrek baru ditemukan setiap tahunnya. Berarti kekayaan hayati di hutan Nusantara, masih menyimpan misteri dan terus menerus harus kita perjuangkan.
"Saya hanya penggemar saja, dari buku diceritakan kalau kira-kira sekitar 25 000 jenis tersebar di beberapa negara, terutama di derah tropis keragaman anggrek sangat banyak, "imbu BU Dini menimpali suami tersayangnya.
MAka tidak ayal, anggrek dikenal sebagai jenis tanaman yang paling beragam di dunia. Ukuran juga bervariasi, ada yang mencapai 28 meter, ada yang hanya sekitar 30 cm. Namun warna-warninya menarik hati bagaikan pelangi. Varian hitam, merah, biru, kuning, dan hijau tapi tidak pake meletus lho ya.. nanti dikira balonku ada lima.
"Tanaman Anggrek juga dikenal cerdik lho..., tanaman ini bisa berkamuflase, berwarna mencolok, yang dimaksudkan untuk mengundang serangga datang membantu penyerbukan, " kata Pak Yoyok menjelaskan panjang lebar.
Ya selamat bertanam anggrek ya Pak Bu Yoyok... salam sehat seger waras. Nanti kalau sudah cuaca kondusif lagi, beternak ayam lagi biar pelanggan pembeli telur tidak kecewa.
Wahhh.... padahal kita semua pingin belanja telur kok dapatnya anggrek.... (24.02.2021/Endepe)