Di Swedia, dan beberapa juga di Eropa lainnya, digunakan untuk menggiling gandum. tentu saja sekarang tinggal monumen-nya.Kesempatan ini terbilang langka karena meskipun kami setiap hari melewati Wind mills tersebut, tidak ada kesempatan untuk masuk ke dalam.
Ini tiba-tiba ada sekelompok anak-anak seusia SD SMP yang masuk ke sana.Celingak celinguk sebentar, takut disuruh bayar mahal,kami pun masuk.
Sekira interior banyak dari kayu. Maksimal orang masuk hanya boleh 30 orang. Mungkin karena usianya yang sangat tua. Dibangun tahun 1825 an. Hah.., entah dimana aku ketika itu, masih di awang-awang terbang, atau di surga bersemayam bersama ruh lainnya.
Anak-anak bule tadi rupanya dari Ukrania. Mereka mendapatkan kesempatan wisata musim panas, sebagai bagian dari promosi pemerintah Swedia dalam menjalin persahabatan antar Eropa.
Jadi, semacam pertukaran wisata; remaja Swedia pergi ke negara Eropa lain(Ukrania), dan mereka ke sini.
Di tahun 2021 ini, selepas era pandemi Covid19, sudah seharusnya pemda saling bekerja sama untuk saling bertukar pelajar sehingga jiwa kesatuan Nusantara akan didapatkan. Jadi tidak sekedar darma wisata, atau studi wisata, namun juga pembelajaran budaya setiap suku bangsa dan wilayah kita. Koran gratis juga tersedia di banyak tempat sudut taman kota. Metro, koran yang tahun 2005 sudah dibagi gratis, semacam leaflet penuh iklan dengan berita terupdate hari itu.
Kembali ke Malmo, saya selalu berbangga dengan kamera yang masih baru kumiliki. Hahaha..., mesti pertama kali yang aku perhatikan dari bule pas wisata adalah kameranya.
Sombong juga nih aku, karena selalu aku bandingkan dengan kamera digitalku made in asli Japan hasil budi baik kawan baikku: hanung hamboro. Pasti, batinku, bule itu kameranya manual. Tidak dijamin bule akrab dengan kamera digital. Ketika itu lo, tahun 2005. Saya sudah punya kamera digital bertele jarak jauh, bule-bule masih cekrak cekrek dengan kamera manual.
Hehehe..., benar juga. Meski kami mengambil foto dengan kamera kecil miliki Arief dan bukan kamera besarku, dalam hati kecilku tertawa juga. Tidak selalu bule lebih oke ketimbang kita. Paling tidak, kameraku lebih bagus. hehehe....