Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Multiple Stres pada Wanita Bekerja

30 Desember 2020   05:44 Diperbarui: 30 Desember 2020   06:04 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian dari Bukitsari, dkk., (1992) mengenai "Efektivitas Meditasi Transendental Terhadap Penanggulangan Stress Wanita Bekerja" menyebutkan, wanita bekerja yakni wanita yang berumah tangga, memiliki anak, dan memiliki pekerjaan di luar rumah, membutuhkan terapi relaksasi untuk menghadapi stress yang dihadapi.

Penelitian tim Fakultas Psikologi UGM yang pernah mendapatkan penghargaan dari Direktorat Pendidikan Tinggi sebagai Karya Inovatif produktif terbaik II Nasional tersebut dan dirancang sebagai sebuah Paket Terapi Psikologis Stress Wanita Bekerja, dilatarbelakangi banyaknya gejala stress pada wanita bekerja.

Gejala stress fisik tampak pada rasa lelah yang berlebihan, kehilangan gairah hidup, merasa lesu, migren, keringat yang berlebihan, sakit pada leher, bahu, punggung, sakit perut dan diare, datang bulan tidak teratur, kejang otot dan tangan suka gemetar.

Stress psikis tampak dari perasaan jiwa yang terluka, merasa tidak dihargai suami, tegang dan cemas, merasa sedih, ingin menangis dan bunuh diri, sulit tidur, kehilangan minat seks, dan perasaan ingin pergi ke tempat jauh dimana tidak seorang pun yang mengenalnya.

Stress yang berkelanjutan akan cukup berbahaya. Thomas Holmes dan Richard Rahe, peneliti masalah stress dengan mengambil 5000 orang responden dari Eropa, Amerika Serikat, Amerika Tengah, Oceania dan Jepang mengatakan bahwa bobot stress ringan akan meningkatkan coping behavior, (kemampuan mengatasi masalah) pada seseorang sehingga individu akan tegar dan makin kuat menghadapi kehidupan.

Namun bila stress berlanjut hingga kronis, maka stress merupakan ancaman serius pada kesehatan. Akibat stress, orang dapat dilanda psikosomatis ringan, semacam tidak dapat tidur, cemas, sakit kepala, sakit punggung, sampai kategori berat berupa tukak lambung, diabetes, maag kronis, lever, stroke, dan jantung.

Latihan Relaksasi

Bukitsari dkk., merekomendasikan adanya terapi relaksasi untuk menangani stress pada wanita bekerja. Relaksasi ini dapat menekan rasa cemas, dengan cara resiprok sehingga menimbulkan counter conditioning atas ketegangan dan kecemasan akibat reaksi dari syaraf simpatitis. Relaksasi juga mengurangi munculnya perilaku tertentu akibat stress, mengurangi kelelahan fisik, meningkatkan harga diri, memunculkan kebugaran, dan kegembiraan, serta mampu menyembuhkan penyakit-penyakit yang terkait stress.

Bagi kalangan muslim, relaksasi dan meditasi bukan suatu yang baru karena hampir sama dengan berwudhu yang benar, melakukan gerakan-gerakan shalat yang benar, (mirip dengan senam yoga), dan berdoa dengan khusuk (meditasi).

Penelitian dari Dr. Djamaludin Antjok dan Drs. Arif Wibisono Adi dari Fakultas Psikologi UGM menyebutkan bahwa shalat dan wudhu yang baik dan benar mampu meredakan stress dan kecemasan. Relaksasi dapat dilakukan dengan program rutin berupa senam ringan, senam pernafasan, yang tidak menguras tenaga, pengosongan pikiran dari beban-beban harian dan digantikan dengan penyegaran harapan dunia baru, menanamkan optimism, dan dibimbing oleh instruktur yang paham terhadap masalah stress dan kesehatan.

Yogas asanas, atau senam yoga, merupakan model salah satu relaksasi yang bisa dilakukan untuk masalah ini. Akhir dari relaksasi dilakukan meditasi berupa hening sebentar, menghirup ogsigen sebanyak-banyaknya, menghembuskan perlahan, dan mengatur pikiran jauh dari silang sengkarut problem dan konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun