Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pelabuhan Patimban dan Perusahaan Bongkar Muat

25 Desember 2020   04:39 Diperbarui: 25 Desember 2020   05:17 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model pengembangan pelabuhan di Korea terintegrasi dengan ketersediaan alat B/M yang canggih (dokpri)

Kehadiran pelabuhan Patimban menjadi salah satu bukti bahwa modernisasi pelabuhan adalah utama. Berbeda dengan sebagian pelabuhan tradisional yang sebagian masih eksis, Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang ada memang dapat dikategorikan dalam 2 jenis utama, yakni yang memiliki alat bongkar muat modern, dan yang belum. Kategori yang memudahkan kita untuk mengklaster dengan mudah, apakah sebuah PBM itu "punya alat", atau tidak. Bulan Desember 2020 menjelang 2021 ini kiranya perlu kembali dievaluasi menyeluruh eksistensi PBM berdasarkan kepemilikan alat bongkar muat. 

Meski demikian, pemerintah juga perlu melindungi PBM sebagai unit usaha rakyat yang mencoba mencari nafkah di dunia bisnis pelabuhan. Dengan catatan, pelabuhan sekelas Patimban, dan Pelabuhan BUMN Besar, juga PBM nya pasti harus berkelas Internasional. PBM itu sendiri sebenarnya melekat pada Operator Terminal. 

Model pengembangan pelabuhan di Korea terintegrasi dengan ketersediaan alat B/M yang canggih (dokpri)
Model pengembangan pelabuhan di Korea terintegrasi dengan ketersediaan alat B/M yang canggih (dokpri)

Pada saat ini sangat nyata adanya berbagai penemuan, pengembangan, dan perubahan sistem bongkar muat, termasuk di dalamnya adalah teknologi, telah terjadi dengan sangat pesat, utamanya sejak adanya Revolusi Industri. Tulisan ini akan menggunakan logika teoritik, selanjutnya akan dikomparasikan dengan situasi empirik. 

Tulisan ini mengemukakan bagaimana tantangan bagi Perusahaan Bongkar Muat (PBM) khususnya di wilayah kerja Kotawaringin Barat dan sekitarnya pada saat Pelabuhan dikembangkan di Bumiharjo Tajung Kalaf Kumai Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Sebuah studi berdasarkan observasi dan pencatatan historis dengan proyeksi masa depannya. 

KECEPATAN BONGKAR MUAT ADALAH UTAMA 

Merujuk pada Alderton (1999), ahli di bidang bongkar muat dan logistik internasional mengatakan bahwa sangat jelas dikatakan bahwa perubahan kecepatan bongkar muat yang ditunjukkan dalam angka produktivitas dengan ton per hari per alat, akan meningkatkan kebutuhan terhadap ukuran kapal.

Artinya makin cepat alat bongkar muat dalam bekerja, dituntut adanya kapasitas volume kapal yang lebih besar, agar kecepatan diimbangi dengan daya maksimum kapal. Makin besar ukuran kapal, makin besar daya volume kapal, dan alat bongkar muat berteknologi tinggi pun tidak akan mubazir.

Pada saat yang sama, adanya peningkatan ukuran kapal akan memiliki dampak lain seperti skala ekonomi (economies of scale), yang dapat dilihat dari fakta bahwa ukuran kapal yang besar akan mampu menampung volume barang yang sangat besar, dan mengurangi biaya transportasi, dan dalam jangka panjang akan berdampak terhadap lalu lintas barang dan alur logistik internasional.

Ini artinya bahwa kecepatan sistem bongkar muat merangsang pengurangan biaya total (total cost) untuk pemilik kapal, dan dampak lain pada keutuhan barang, penggunaan waktu kapal di pelabuhan, dan lingkungan.

Cardenas (2004), ahli logistik lainnya menyebutkan bahwa adanya pengembangan sistem yang terintegrasi adalah ditujukan untuk mengontrol secara otomatis gerakan kontainer (peti kemas), sehingga Otoritas Pelabuhan akan dapat angka pasti jumlah waktu yang digunakan di pelabuhan, yang berarti efisiensi dan reliabilitas.

Sistem yang lazim dikenal sebagai Intelligent Crane atau derek cerdas ini menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligent) yakni derek otomatis, yang dapat dioperasikan secara efisien dan tidak terlalu menuntut kuantitas sumber daya manusia (sdm). Semua dikontrol oleh sistem dan teknologi, tidak selalu tergantung pada jumlah manusia.

Pada kasus ini, Cardenas percaya bahwa kecepatan bongkar muat barang yang tinggi dengan sistem yang terpadu, akan meningkatkan keutuhan barang (cargo care), mengurangi kesalahan manusia (human error), mengurangi total waktu kapal di pelabuhan (total time ships in port), yang juga berarti ship turn aorund time juga berkurang, efisiensi dalam konsep biaya total (total cost), dan juga ramah lingkungan dalam pengoperasiannya (environmental friendly).

Prof. Shuo Ma (2005), guru besar Manajemen Logistik di World Maritime University, Swedia menambahkan bahwa metode bongkar muat dan waktu pendistribusin barang menjadi sangat bermakna dalam menarik jalur perdagangan baru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa sistem bongkar muat memiliki dampak dalam kualitas layanan (quality of services) kepada pelanggan yang memainkan peran utama sebagai alat pemasaran.

Sementara itu fakta lain menunjukkan bahwa untuk mendapatkan efisiensi dalam operasi kepelabuhanan, banyak operator pelabuhan menggunakan teknologi tinggi dalam peralatan bongkar muat, dan utamanya mereka mengoperasikan dengan kecepatan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan peralatan lama.

Otomatisasi, pengurangan biaya (cost reduction), produktivitas tinggi, implementasi teknologi informatika, adalah kata-kata kunci yang merepresentasikan ambisi dari perusahaan manufaktur dalam memproduksi alat bongkar muat

Merujuk pada kenyataan bahwa tidak selalu operator pelabuhan mampu mengontrol peralatannya, maka tingginya angka produktivitas dan efisiensi dalam penggunaan peralatan bongkar muat, juga dapat berarti adanya dampak lain misalnya polusi udara, kebisingan dan debu (untuk terminal General Cargo), kebisingan visual (terminal kontainer), barang kimia dan berbahaya (cargo curah cair), dan lain-lainnya.

Dalam kaitannya dengan masalah ini, kita jumpai adanya syarat mendasar pemilihan alat bongkar muat yang perlu mempertimbangkan paling tidak lima komponen yakni travelling gantry crane (derek besar), slewing dan luffing boom, transfer conveyor, kontrol debu, dan akuisisi data dan kontrol lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam seleksi atau pemilihan alat bongkar muat sebagaimana diuraikan di atas perlu diberikan perhatian yang serius terhadap kecepatan dari sistem alat bongkar muat, utamanya terkait dengan keutuhan barang (cargo care), waktu yang digunakan kapal di pelabuhan (ships turn around time ship in port), biaya dan dampak lingkungan adalah sangat penting.

PBM KUMAI

Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Cabang Kumai secara efektif dinyatakan berjalan sejak Januari 2008 yang baru lalu. Meski demikian, roda organisasi dalam konteks gerak aktivitas operasional, sebenarnya sudah dilaksanakan sejak lama sepanjang aktivitas operasional bongkar muat di Pelabuhan Kumai.

Lantas, apa kaitannya dengan deskripsi masalah teknologi bongkar muat di atas?

Relevansinya adalah sebagai berikut;

Pertama, dari sisi teknologi bongkar muat. Sejauh ini, teknologi bongkar muat di pelabuhan Kumai, bahkan untuk operasi peti kemas pun, masih terbilang sederhana. Selain menggunakan ship crane (kran kapal), juga menggunakan mobile harbour crane (kran darat) yang hanya melakukan manuver di container yard (CY) peti kemas.

Mobile harbour crane yang ada tidak dapat menjangkau sisi dermaga, mengingat kekuatan dermaga sangat terbatas, sementara bobot mati MBC dalam posisi kosong saja mencapai 60 ton. Kekuatan dermaga tidak sampai 20 ton.

Fasilitas fisik lapangan yang sangat sempit, mustahil bisa dilebarluaskan, menyebabkan alat-alat bongkar muat semacam container crane (CC) sulit untuk ditempatkan. Dampak lain dari keterbatasan ini adalah pelabuhan tidak dapat melayani secara optimal untuk kontainer berukuran 40 Feet, dan sangat sulit melayani reefer container (kontainer berpendingin). Akibatnya, kualitas layanan menjadi tidak optimal.

Kedua, dari sisi ketersediaan sumber daya manusia. SDM ini menyangkut jajaran manajerial mau pun operasional. Disiplin ilmu yang relevan sejauh ini adalah Ilmu Ketatalaksanaan, Kemaritimen, Kepelabuhanan, atau Ilmu Pelayaran, namun dengan mengoptimalkan SDM yang ada, ternyata tetap tidak dapat optimal dalam menghasilkan produktivitas tinggi. Perlu dipikirkan dengan lebih seksama.

Ketiga, dari sisi tantangan ke depan. Dengan makin intensifnya lalu lintas logistik yang keluar masuk di Kabupaten Kotawaringin Barat, maka perlu dipikirkan masalah-masalah di atas. Siapkah kita dengan teknologi tinggi, suplai SDM yang kompeten, sistem yang terintegrasi dengan kebutuhan masa depan, dan roda organisasi yang berjalan dengan proporsional dan profesional? Mampukan kita semua duduk bersama membahas masalah dimaksud, merumuskan alternatif solusi yang ada, dan melakukan langkah-langkah kongkret untuk memajukan dunia logistik di Kobar?

Hal ini bukan saja menjadi tanggung jawab seganap PBM di Kumai, melainkan juga seluruh instansi pemerintah yang berkaitan dengan dunia logistik, perhubungan laut, pemerintah daerah, dan stakeholder pelabuhan. Contoh sederhana adalah bahwa intensitas logistik meningkatkan aktivitas trucking company, beban jalan/infrastruktur makin berat, masyarakat juga tidak perlu hilir mudik di pelabuhan hanya untuk melihat kapal karena berisiko adanya kecelakaan, penerapan ISPS (International Standard for Port Security ) Code yang menjadikan pelabuhan sebagai restristict area (wilayah eksklusif bisnis), penataan pedagang kaki lima dengan tampilan yang lebih indah cantik menawan (dapat kah kita melakukannya), kepatuhan rambu-rambu lalu lintas dan keselamatan, kelengkapan alat keselamatan, dan lain-lain.

PROYEKSI MASA DEPAN 

Dapatkah kita membandingkan PBM Kumai dengan Pelabuhan Patimban ? Pasti tidak, sebab sangat tidak apple to apple. Namun moralitas cerita bahwa pelabuhan semakin dituntut adanya teknologi bongkar muat yang canggih. Alat bongkar muat yang memenuhi aspek speed (kecepatan), safety (keselamatan), dan cargo care (keutuhan barang) sehingga barang dibongkar/muat dapat utuh tidak rusak.

Hal ini nanti bisa mengundang pertanyaan menarik, khususnya bagi yang sangat senang dengan aspek pengadaan barang dan jasa. Siapa yang mampu menyediakan alat modern tersebut, proses pengadaannya apakah dengan lelang atau penunjukan langsung, apakah memenuhi kaidah e-procurement, apakah ini itu dan sebagainya?

Dalam konteks ini, regulator atau pemerintah perlu dengan cermat mengantisipasi risiko kegaduhan tersebut. Sebagian wakil rakyat, tidak semuanya lohh..., hobi bikin begaduh dengan memanggil-manggil kaum profesional untuk dengar pendapat, pemeriksaan, dan sebagainya. Padahal, teks dan konteks kurang memahami secara komprehensif. Dengan kata lain, para wakil rakyat juga perlu semakin didukung dengan tenaga ahli pelabuhan yang mampu memetakan masalah dengan objektif dengan fokus pengembangan pelabuhan masa depan. 

Kita berharap semua pihak saling gotong royong memajukan pelabuhan Indonesia, sehingga tidak hanya logistics perfomance index  (LPI) kita yang semakin baik, namun ekonomi kita secara keseluruhan juga semakin pulih pasca pandemi new normal ini.

Dan saya percaya semua unsur masyarakat semakin positif untuk ikut berkontribusi pemikiran demi kemajuan bangsa. (25.12.2020/Nugroho Dwi Priyohadi, mantan manager operasional dan komersial BUMN Pelabuhan di Kumai, pernah sebagai Sekjend APBMI - Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia di Kumai dan pernah sebagai  direktur eksekutif perusahaan alur pelabuhan di Kalimantan, alumnus Port Management www.wmu.se. ) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun