***
Sekarang, siapa yang dinamakan pahlawan itu? Untuk pahlawan 2020, di era pandemi ini, maka memang para dokter, perawat, relawan, ara penyintas covid19, adalah juga pahlawan. Rakyat juga pahlawan. Orang tua kita juga pahlawan. Bapak ibu guru juga.
Namun menurut saya, konteks 10 November ini, pahlawan itu adalah para presiden negara kita. Pak Jokowi dengan pembangunannya, Pak SBY, Bu Megawati, Pak Habibie, Gus Dur, Pak Harto, dan bung Karno. Dan jangan lupa, kita juga pernah punya presiden darurat. Yakni Mr Sjafrudin Prawiranegara. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia periode 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949, dipimpin oleh Mr Syafruddin Prawiranegara.
***
Jas Merah, demikian kata Bung Karno. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Presiden Sukarno, adalah Bapak Bangsa yang sangat percaya diri, bahkan ketika bangsa Asia belum mampu berdiri tegak dengan bangsa lain. Apalagi Indonesia, yang masih disebut sebagai Hindia Belanda. Bung Karno, adalah pahlawan sejati yang mengukuhkan republik ini sejajar dan percaya diri bahkan di awal kelahirannya.
Saya sudah sampai ke Jerman. Dan nama di sana ketika kita mneyebut Indonesia, adalah "Sukarno... yes.. Sukarno...".
Saya juga alhamdulillah sudah ke Mekah Medinah. Dan pohon yang terkenal di sana, adalah Pohon Sukarno. Pohon yang dihadiahkan kepada Raja Saudi ketika berkunjung ke sana.
Saya punya kawan dari Rusia, dan nama yang sering disebut adalah "Sukarno".
Saya juga punya sahabat dari Egypt (Mesir), dan mereka suka berkisah tentang Bung Karno yang menolak diajak Presiden Gamal Abdul Nasser di suatu malam karena merasa lelah. Bayangkan "presiden anyaran" berani menolak tawaran tuan rumah di negara orang.
Bung Karno pula yang buru-buru membentuk pemerintahan darurat, 1948, ketika tahu risiko akan adanya kevakuman pemerintahan ketika itu.
Kabinet yang dibentuk pun dinamakan sebagai Kabinet Darurat. Hal ini atas inisiatif Bung Karno, sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara di Sumatera.