Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keayahan di Tengah Keibuan

24 Oktober 2020   05:00 Diperbarui: 24 Oktober 2020   12:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain dengan anak adalah tugas ayah yang ditunggu penuh gembira. (Dokpri/NDP)

Untuk mendekatkan terus antara ayah dan anak perempuan, memperbanyak referensi sangat diharapkan. Dengan demikian, ketika kebutuhan intelektual anak semakin tinggi, ayah juga kaya dengan jawaban dan bahan untuk diomongkan dengan anak-anaknya. Khususnya lagi, ayah dan anak perempuan.

"Ayahku kaku dan tidak jelas ketika ngomong, maunya apa...,"keluh seorang anak.

Situasi yang terjadi, ketika ayah memaksakan pendapatnya kepada anak-anak, yang sejatinya mulai memerlukan elaborasi dan penjelasan lebih luas terhadap topik-topik tertentu. 

Situasi berbeda bagi ayah yang kaya referensi. Bahkan Justin Truedeu, Perdana Menteri Kanada, dikenal sebagai ayah yang hangat dan dekat dengan anak-anaknya. Keluarga-keluarga modern, semakin mengukuhkan adanya romantisme cinta kasih orang tua dan anak, dan ini juga terkait denfan referensi yang banyak.

Permainan berbahaya sepert menjungkir, kejar-kejaran, petak umpet, adalah permainan yang ditunggu-tunggu oleh anak. Mereka akan kaget, berteriak, tertawa, lari-lari... karena senang dengan kejutan-kejutandari ayah yang suka eksplore bermain dengan anak-anak. 

Justin dengan anak perempuannya. (Foto: FB) 
Justin dengan anak perempuannya. (Foto: FB) 

Gail Patterson, seorang psikolog kenamaan, pernah melakukan penelitian tentang hubungan ayah terhadap anak-anak. Ayah yang terlibat dalam proses kelahiran, mendampingi istri ketika saat-saat sulit anak balita, akan membuahkan hubungan yang sangat dekat antara ayah dan anak-anak. Jadi bagi ayah-ayah yang ingin dekat dengan anak-anak, dekati istri dulu ya... Tapi jangan dekati istri orang lain ..heheh.. Maaf bercanda.

Erick H Erikson, tokoh psikolog kenamaan juga, mengatakan bahwa figur ayah adalah media menumbuhkan trust bagi anak terhadap lingkungan. Ayah yang hadir lembut dan penuh kasih,memberikan rasa aman bagi anak, apalagi dalam relasi ayah dan anak perempuan, maka aanak akan tumbuh percaya diri, tidak mudah curiga yang bersifat paranoid, kepada lingkungan. 

BAGAIMANA DI KANADA 

"Dalam sebuah studi baru-baru ini, seorang peneliti mencoba membandingkan cuti sebagai orang tua di Quebec dengan seluruh Kanada. Hasilnya menyatakan bahwa ketika diberi pilihan, kebanyakan karyawan menerima cuti dari pihak ayah. Sejak 2006, Quebec Parental Insurance Plan (QPIP) telah menawarkan cuti yang tidak dapat dialihkan untuk pria, menjadikan Quebec satu-satunya provinsi di mana tersedia cuti khusus ayah.

Peneliti dan penulis juga menemukan bahwa sebelum QPIP dirilis sejak 2006 yang lalu, para ayah di Quebec secara umum melaksanakan cuti selama dua minggu. Setelah kebijakan cuti orang tua direvisi dan diadakan penyesuaian, para  ayah di Quebec pada akhirnya  mengambil lima minggu penuh yang tersedia di bawah program cuti ayah. Selain itu, persentase ayah Quebec yang mengambil cuti orangtua melonjak dari 27,8% pada tahun 2005 menjadi 78,3% pada tahun 2014. Namun demikian, di luar provinsi  Quebec, hanya 9,4% dari ayah baru-baru ini yang melaporkan mengambil cuti." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun