Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keayahan di Tengah Keibuan

24 Oktober 2020   05:00 Diperbarui: 24 Oktober 2020   12:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Justin Trudeu, PM Kanada,  bersama anak dan istri (Foto: FB)

Di Indonesia, pola asuh dalam keluarga dapat dikatakan 80% didominasi oleh Ibu. Tugas-tugas domestik terkait pengasuhan anak, biasanya diserahkan kepada sosok ibu. 

Tidak heran, keibuan akan lebih dominan dibandingkan dengan keayahan.

Keayahan itu perlu referensi dan naluri (Dokpri/NDP)
Keayahan itu perlu referensi dan naluri (Dokpri/NDP)

Namun kondisi bisa berbeda jika kita mencoba melihat di sisi benua Eropa. Khususnya di Swedia, sosok ayah lebih aktif. Dengan demikian, pada saat kita diskusi mengenai ayah dan anak perempuan, cara pandang keluarga dalam memandang siapa  yang paling bertanggung jawab di pengasuhan, akan mempengaruhi pola hubungan ayah dan anak perempuan.

Swedia bahkan memberikan cuti khusus bagi para ayah, tidak hanya cuti hamil untuk ibu.Cuti ayah tersebut dapat diambil bergantian dengan istrinya, untuk pengasuhan anak pada saat anak dalam keluarga lahir. 

Di belahan Amerika Utara yang tidak kalah dingin,Kanada,ternyata juga menerapkan cuti khusus ayah. Ditujukan untuk lebih mendekatkan keayahan di keluarga, sehingga akan mendukung keibuan dalam peran domestik. Anak semakin kenyang dengan perhatian ayah, dan ibu. 

Bermain dengan anak adalah tugas ayah yang ditunggu penuh gembira. (Dokpri/NDP)
Bermain dengan anak adalah tugas ayah yang ditunggu penuh gembira. (Dokpri/NDP)

Dengan demikian, bisa saja dalam mengasuh anak, akumulasi cuti bergantian dengan istri - jika sama-sama bekerja-, sehingga anak mendapatkan porsi perhatian dan pengasuhan yang memadai.Bandingkan dengan di negara kita yang lebih sering menitipkan anak ke TPA (Tempat Penitipan Anak), ketika ayah ibunya sedang sibuk bekerja.

"Saya heran, mengapa dia itu sebagai ayah kok bisa lembut kepada anak-anaknya. Ayah saya dulu keras dan kasar, "keluh seorang ibu muda di sekitar bulan Oktober 2020 berkomentar terhadap sosok-sosok ayah di sekitarnya.

Selidik punya selidik, ayah si ibu muda yang sekarang sudah almarhum tersebut, adalah seorang militer yang bisa jadi tidak terlatih untuk lembut dan halus. Beberapa hal yang mempengaruhi kedekatan ayah dan anak, khususnya anak perempuan, adalah sebagai berikut; 

(1) Stereotipe ayah harus "berwibawa"

Sebagian masyarakat tradisional kita masih mendikotomi peran ayah dan ibu dalam pengasuhan keluarga. Akhirnya seakan ayah harus berwibawa, ibu harus lemah lembut penuh cinta. Kewibawaan yang harusnya hanya pada konteks sosial, eksternal, malahan dibawa ke ranah keluarga. Sehingga, pola hubungan ayah dan anak, apalagi ayah dan anak perempuan, menjadi canggung.

Padahal, kalau dalam terminologi masyarakat Barat, seorang ayah akan pasti memiliki anak perempuannya, seorang ibu pasti akan memiliki anak laki-lakinya. Ayah dan anak perempuan, memiliki pola hubungan khusus di Eropa, dibandingkan dengan di Asia yang kadang pewartaan di media, juga sangat membahayakan karena kasus-kasus pelecehan seksual dari ayah ke anak perempuannya.

Ini perlu dibenahi, tidak saja dalam kemasan warta, namun juga pola asuh dalam keluarga sehingga relasi ayah dan anak perempuan lebih intim, namun bukan dalam konteks yang berbahaya. 

(2) Ibu adalah yin, ayah adalah yan 

Simbolisasi kekerasan bs kelembutan, juga bisa menjadi penyebab kurang dekatnya relasi ayah dan anak perempuan. Ayah yang sibuk bekerja, ibu yang sibuk di rumah. Peran publik dengan domestik yang ekstrim ada, pada keluarga tertentu, menyebabkan simbolisasi ayah adalah keras (yan), ibu adalah yin (lembut). 

Kondisi akan berbeda ketika justru ibu yang bekerja, ayah berada di rumah. Situasi ini semakin menggejala, karena pekerjaan saat ini sebagian didominasi oleh perempuan, dan laki-laki semakin kalah bersaing dalam dunia bekerja. 

(3) Referensi terbatas 

Referensi terbatas juga menjadi penyebab relasi ayah dan anak perempuan kurang dekat. Apakah saya ini termasuk referensinya banyak ya ? Hehehe...,

Saya sendiri lumayan dekat dengan anak perempuan saya. Namun itu terjadi ketika dia masih di usia tk, sd, smp. Ketika memasuki usia SMA,memang menjadi harus dibatasi. Khususnya dalam relasi fisik, misalnya pelukan, tidak sebebas dulu. 

'Ayahhhh.....", teriak anak perempuan saya ketika saya pulang ke rumah. Kakaknya laki-laki, juga saling mengejar untuk berebut perhatian ayahnya. Situasi ini sangat nikmat, indah, karena ternyata waktu sangat cepat berlalu. Ketika anak-anak memasuki usia remaja, mereka menjadi semakin agak jauh dengan orang tuanya. Sebab, mereka mulai punya dunianya sendiri. 

Untuk mendekatkan terus antara ayah dan anak perempuan, memperbanyak referensi sangat diharapkan. Dengan demikian, ketika kebutuhan intelektual anak semakin tinggi, ayah juga kaya dengan jawaban dan bahan untuk diomongkan dengan anak-anaknya. Khususnya lagi, ayah dan anak perempuan.

"Ayahku kaku dan tidak jelas ketika ngomong, maunya apa...,"keluh seorang anak.

Situasi yang terjadi, ketika ayah memaksakan pendapatnya kepada anak-anak, yang sejatinya mulai memerlukan elaborasi dan penjelasan lebih luas terhadap topik-topik tertentu. 

Situasi berbeda bagi ayah yang kaya referensi. Bahkan Justin Truedeu, Perdana Menteri Kanada, dikenal sebagai ayah yang hangat dan dekat dengan anak-anaknya. Keluarga-keluarga modern, semakin mengukuhkan adanya romantisme cinta kasih orang tua dan anak, dan ini juga terkait denfan referensi yang banyak.

Permainan berbahaya sepert menjungkir, kejar-kejaran, petak umpet, adalah permainan yang ditunggu-tunggu oleh anak. Mereka akan kaget, berteriak, tertawa, lari-lari... karena senang dengan kejutan-kejutandari ayah yang suka eksplore bermain dengan anak-anak. 

Justin dengan anak perempuannya. (Foto: FB) 
Justin dengan anak perempuannya. (Foto: FB) 

Gail Patterson, seorang psikolog kenamaan, pernah melakukan penelitian tentang hubungan ayah terhadap anak-anak. Ayah yang terlibat dalam proses kelahiran, mendampingi istri ketika saat-saat sulit anak balita, akan membuahkan hubungan yang sangat dekat antara ayah dan anak-anak. Jadi bagi ayah-ayah yang ingin dekat dengan anak-anak, dekati istri dulu ya... Tapi jangan dekati istri orang lain ..heheh.. Maaf bercanda.

Erick H Erikson, tokoh psikolog kenamaan juga, mengatakan bahwa figur ayah adalah media menumbuhkan trust bagi anak terhadap lingkungan. Ayah yang hadir lembut dan penuh kasih,memberikan rasa aman bagi anak, apalagi dalam relasi ayah dan anak perempuan, maka aanak akan tumbuh percaya diri, tidak mudah curiga yang bersifat paranoid, kepada lingkungan. 

BAGAIMANA DI KANADA 

"Dalam sebuah studi baru-baru ini, seorang peneliti mencoba membandingkan cuti sebagai orang tua di Quebec dengan seluruh Kanada. Hasilnya menyatakan bahwa ketika diberi pilihan, kebanyakan karyawan menerima cuti dari pihak ayah. Sejak 2006, Quebec Parental Insurance Plan (QPIP) telah menawarkan cuti yang tidak dapat dialihkan untuk pria, menjadikan Quebec satu-satunya provinsi di mana tersedia cuti khusus ayah.

Peneliti dan penulis juga menemukan bahwa sebelum QPIP dirilis sejak 2006 yang lalu, para ayah di Quebec secara umum melaksanakan cuti selama dua minggu. Setelah kebijakan cuti orang tua direvisi dan diadakan penyesuaian, para  ayah di Quebec pada akhirnya  mengambil lima minggu penuh yang tersedia di bawah program cuti ayah. Selain itu, persentase ayah Quebec yang mengambil cuti orangtua melonjak dari 27,8% pada tahun 2005 menjadi 78,3% pada tahun 2014. Namun demikian, di luar provinsi  Quebec, hanya 9,4% dari ayah baru-baru ini yang melaporkan mengambil cuti." 

sumber :(https://vanierinstitute.ca/dads-play-greater-role-home-family-life-benefits/

Dengan demikian, di Indonesia idealnya juga dirintis cuti cuti khusus untuk para ayah, untuk meningkatkan keasuhan,  peran keayahan, dalam keluarga. Saya sendiri selama tidak kurang 2 tahun terakhir ini, menginthili (mengintip, mengikuti) program program PM Kanada Trudeu yang sangat memikat banyak pihak. Model kepemimpinan Amerika Utara yang toleran terhadap migran, dan menjadi model ayah yang hangat di keluarga, ditemukan pada figur Pak Trudeu dan Bu  Shopie ini. Berbeda dengan Pak Trump di Amerika Serikat, yang dah sepuh beneran ya, pak Trudeu ini masih muda dan energik dengan daya kepemimpinan transformer dan disukai publik. Termasuk, dalam menjalan peran keayahan. 

Jadi kalian hai ayah-ayah muda, jangan sungkan untuk membantu istri mencuci popok bayimu ya.. semakin peduli untuk membantu keluarga dalam mengasuh anak. Jangan hanya sibuk bekerja..gitu lho..hehe..

Selamat menjadi ayah bagi laki-laki yang baru saja memiliki bayi. Kasih sayangmu dinanti oleh anak dan istri. Ingatlah selalu bahwa istrimu adalah belahan hatimu. Anak-anakmu, adalah buah hatimu. Sayangi dan kasihi sepenuh hati. Keayahan akan mendukung keibuan dalam keluarga. (24.10.2020/NDP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun