Suara kebangsaan dari jalanan ala Pujiono mengingatkan pada nilai pluralitas. Walau bebeda-beda, kita semua ialah putra-putri Bunda Indonesia. Jangan pernah mau dipecah-belah karena itu hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang hendak menguasai dan mengekploitasi tanah air tercinta.
Akhir kata, mari belajar dari ilmu sapu lidi. Kalau hanya sebatang lidi begitu mudah dipatahkan, tapi kalau batang-batang lidi tersebut terikat erat menjadi sapu lidi, niscaya kuat. Pun dapat dipakai untuk menyapu kotoran-kotoran di altar Ibu Pertiwi. Masih terngiang petikan lagu Pujiono, ”Pancasila dasar negara kita. Dengan UUD tahun empat limanya. Jangan sampai kita diadu domba. Oleh bangsa lainnya...”
[caption id="attachment_298231" align="alignleft" width="300" caption="Sumber Foto: http://andri-personalblog.blogspot.com/2014/01/lirik-lagu-manisnya-negeriku-pujiono.html"]
![13938063621836690675](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13938063621836690675_300x225.jpg?t=o&v=555)