"Jadi anda detektif terkenal itu?" kata Jenderal Mikhail Barishnykov, komandan tertinggi pasukan pendudukan Rusia di Inggris, dengan segan-segan. Dia masih ragu dengan keputusannya mendatangi tempat tinggal sosok di hadapannya.
"Konsultan detektif, lebih tepatnya," sahut Sang Detektif dengan nada sedikit angkuh. "Dan...oh ya, saya turut bersimpati atas teguran yang anda terima dari Kamrade Putin sendiri."
Baryshnikov kaget. "Dari mana anda tahu?"
Sang detektif tersenyum. "Deduksi sederhana, Jenderal. Pemimpin pasukan pendudukan tak mungkin meminta jasa warga jajahan seperti saya - kecuali jika mendapat masalah besar. Dan saya rasa tak ada masalah yang lebih besar bagi anda selain teguran dari Sang Presiden Rusia sendiri."
Barishnikov seketika merasa terkesan. Mungkin kedatangannya ke sini tak sia-sia belaka.
Dia mengangguk pelan. "Ya, anda benar. Presiden Vladimir Putin memberi peringatan kepadaku. Dalam tempo dua puluh empat jam, saya harus menangkap teroris itu. Dan, terus terang saja, saya tahu apa yang terjadi jika saya sampai gagal."
"Ah, tentu saja," Sang Detektif menepuk kedua tangannya. "Ini pasti terkait dengan aktivitas terorisme yang merepotkan pasukan anda belakangan ini. Saya juga mengikutinya, Jendral. Karena itulah saya tahu anda telah berbuat kesalahan besar."
Baryshnikov terkaget sekali lagi. "Kesalahan? Kesalahan apa?"
"Anda menyebutnya para pelaku. Di situlah kesalahan anda. Perhatian anda terpecah karena memusatkan diri pada gerombolan yang sebenarnya tidak ada."
Baryshnikov terkejab-kejab. "Maksud anda...."