Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Revolusi Mental ala Pancalogi Fast and Furious

8 Februari 2021   21:57 Diperbarui: 10 Maret 2021   19:35 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari kompas.com

Sebenarnya sudah ada usaha perbaikan pada jilid jilid keempatnya, Fast and Furious - ingat, tanpa 'The' di depan 'Fast' maupun 'Furious'. Paul Walker dan Vin Diesel masuk lagi. Lucas Black, pemain Tokyo Drift, ditendang. 

Tapi unsur balap liarnya, walau dikurangi, masih juga dipertahankan. Hasilnya lumayan sebenarnya. Tapi pihak Universal sadar bahwa mereka harus move-on kalau ingin film berikutnya tidak masuk kotak.

Kepada Deadline, Adam Fogelson, yang saat itu menjadi boss Universal Pictures, mengatakan, "Pertanyaan terbesar ketika akan membuat Fast Five adalah...bisakah kita membawanya dari sekedar film mobil-mobilan menjadi benar-benar waralaba aksi. Jika membuatnya tetap berkutat soal balap liar, yang berminat menonton akan sangat terbatas."

Dan ternyata bisa!

Mulai dari Fast Five itulah revolusi mental benar-benar dijalankan. Dari mental pembalap liar dirubah menjadi mental super-spy atau bahkan super-hero. Genrenya tentu juga direvolusi jadi campuran film spionase dengan film heist - film bertema pencurian berskala canggih ala Italian Job atau Ocean Eleven.

Plus bonus nuansa-nuansa ala Mad Max di sana-sini.

Hasilnya adalah the heist movie with a twist. Jadi kalau di Italian Job mobil sportnya cuma kejar-kejaran dengan mobil polisi di antara gedung-gedung, di Fast Five mobil sportnya menyeret-nyeret brankas raksasa yang glundang-glundung menghancurkan mobil polisi berikut gedungnya sekalian.

Di sekuel-sekuel berikutnya, revolusinya makin besar-besaran. Keluarga Toretto sudah bak menjelma jadi pasukan elit yang tak terkalahkan. 

Urusannya sudah merambah kasus-kasus yang biasanya cukup diserahkan pada James Bond. Atau kalau pas dia ijin, gantian ditangani Jason Bourne, Jack Bauer, atau Jamal Bachruddin.

Jadi wajar saja kalau lawan tanding mereka juga dipilih yang gede-gede. Dari Rhonda Rosey, Dwyane Johnson, sampai nanti John Chenna. Ada pula John Statham yang mungkin kelihatannya tidak terlalu gede. Tapi tengok dulu pembukaan Furious Seven. Bayangkan, seorang diri menghancurkan rumah sakit yang dijaga ketat aparat. Thanos saja belum tentu bisa melakukannya.

Dan yang paling penting buat saya, aksinya juga makin megalomania. Dari cuma nyeret-nyeret brankas segede gajah di Fast Five, ditingkatkan menjadi senggol-senggolan dengan pesawat raksasa Antonov di Fast and Furious 6, berlanjut petak-umpet dengan drone-drone tempur di Furious Seven, sampai marathon melawan kapal selam nuklir Typhoon di The Fate of The Furious.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun