Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lloyd Austin, Menham Afro-Amerika Pertama: Berkah atau Blunder Buat Biden?

2 Februari 2021   19:54 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:18 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari Associated Press

"Seperti yang bisa diduga, serangan itu gagal-total. Polisi Iraq berantakan, sementara brigade ke-52 yang baru lulus dari pusat pelatihan terus terdesak. Saat itu sepertinya kita harus merelakan semuanya diurus pasukan Quds, bentukan Iran. Saat yang sama kelompok bersenjata di Sadr City melakukan serangan paling gencar ke zona hijau Baghdad dan membuat personel kedutaan harus mengamankan diri ke gedung-gedung pertahanan. Saat itu para komandan Amerika benar-benar berpikir mereka akan kalah.

"Dalam kekacauan inilah, Letnan Jenderal Austin mengambil-alih situasi. Dalam empat-puluh delapan jam sejak dimulainya perang Basra, bahkan pada saat bandara kota diserang, Austin terbang dari Baghdad. Dia segera membentuk pusat operasi taktis yang terdiri dari 100 orang untuk mengumpulkan data intelejen, mengarahkan serangan udara, dan bekerja-sama dengan pasukan Irak di lapangan.

"Austin memerintahkan pasukan Marinir di propinsi Ambar untuk bergerak ke selatan bersama pasukan Irak yang mereka bina. Dia juga membantu para pemimpin Irak memodifikasi rencana perang mereka. Dalam dua minggu, situasi sudah berbalik oleh kemenangan di medan tempur daripada karena sikap lunak ke Teheran.

"Situasi di Sadr City membutuhkan penanganan lebih lama. Melibatkan lebih banyak pasukan darat Amerika. Dan, dengan sendirinya, menyebabkan lebih banyak dari mereka yang jadi korban. Namun demikian, sedikit demi sedikit, pasukan keamanan Irak/Amerika berhasil membersihkan bagian Sadr City yang terdekat dengan pusat kota Baghdad.

"Bukan sesuatu yang berlebihan untuk mengatakan bahwa perang ini menjadi penentu bagi keberhasilan gerakan pasukan Amerika ke Irak. Dan semua ini berkat jasa dua orang. Jenderal Petraeus yang memimpin pasukan dari keterpurukan, dan Letnan Jenderal Austin yang merencanakan detil strategi yang dibutuhkan untuk mengamankan Basra dan Sadr City. Visinya terbukti sangat menentukan."

Jenderal Petraeus sendiri juga memuji Austin. Dia menyebutnya, "Tenang, berani, penuh tekad, dan bisa mengambil keputusan - bahkan dalam situasi yang sulit."

Tidak cuma mereka. Lewat artikel di nbcnews, pujian sejenis juga diberikan oleh Larry R. Ellis, seorang veteran angkatan darat yang juga pernah berdinas di bawah kepemimpinan Austin.

"Kita butuh orang seperti Austin di pucuk pimpinan. Dia memiliki pengalaman dan kepemimpinan yang teruji di dua front sekaligus. Baik di medan tempur maupun meja perundingan. Sebagai wakil kepala staf, dia sudah terbiasa bernegosiasi dengan Dewan. Dan saat menjabat panglima CENTCOM, dia berhasil membangun koalisi dengan 20 negara lain untuk menggulung gerakan ISIS."

Mungkin menarik untuk mendengar apa yang dikatakan Austin soal pengalamannya berhadapan dengan ISIS ini. Dalam wawancara dengan majalah Army Sustaintment edisi Januari-Februari 2018, dia mengatakan sebagai berikut:

"Saya percaya kita sudah dalam arah yang benar dalam memerangi ISIS. Baik dalam strategi, pendekatan operasional, maupun penataan kekuatan. Kita berhasil mengidentifikasi sejak awal apa yang menjadi kesalahan strategi Abu Bakar al-Baghdadi. Dia menghapus batas internasional antara Irak-Syria. Ini memudahkan pasukan koalisi untuk menggempur ke pusat gerakan mereka di Syria."

Yah, oke. Dia hebat. Bravo. Tapi masa ada gading yang tak retak. Nah, Kalau menurut Oriana Skylar Mastro, seorang pakar urusan China dari Georgetown University, retaknya ternyata tak cuma satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun