Mohon tunggu...
Nur Alfiana Isnaini
Nur Alfiana Isnaini Mohon Tunggu... Administrasi - You are entirely up to you

Miniatur Albert Einstein Aamiinn.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngomong sama "Diri Sendiri", Pernah?

28 Juni 2020   16:32 Diperbarui: 29 Juni 2020   15:50 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hakikat manusia, apakah itu?

Manusia punya banyak peran, dari peran mudah sampai peran yang paling sukar.

Aku, kamu dan kita semua. Tahukah hakikat peran yang seharusnya kamu jalani dan peran yang sebenarnya kamu inginkan?

Untuk jawab pertanyaan sederhana namun indah ini, gampang banget,. Gampang kok. Ehe..
Coba Tanya sama "diri" kalian, lalu jawab sesuai dengan keadaan lahir dulu. Jangan bathin, berat guys.

Pengalamanku begini, merenung gitu lah. Haha
Suatu hari, di kamar, posisiku lagi down parah.

Diriku: Kamu siapa?
Aku: manusia.
Diriku: peranmu apa?

Aku: banyak. Seorang anak, seorang kakak, seorang perempuan, seorang pelajar, dan seorang guru.

Diriku: kamu sanggup memikulnya?

Aku: kenapa begitu? Jangan membuatku semakin tak percaya diri. Tulung ya.. 

Diriku: aku hanya bertanya, agar kau tak hidup sia-sia wahai jasadku.

Aku: aku merasakan berat entah di peran yang mana.

Diriku: sini, aku dengarkan keluhmu.

Aku: baiklah. Aku seorang anak, peranku yang satu ini sangat krusial. Ia menggerogoti fikiran. Aku pernah berfikir kenapa harus aku yang lebih dahulu lahir daripada saudaraku?

Diriku: kalau kamu berfikir demikian, rasanya kamu kurang tepat. Kamu lahir sebagai anak yang lahir jauh lebih dahulu daripada saudaramu yang lain karena tuhan tau, kamu punya hati yang tak gampang rapuh, yang tak gampang menyerah, yang kokoh, yang kuat caci maki, yang kuat menopang diri, yang kuat di ladang singa, dan yang bertahan saat gagal. Tuhan sudah design kamu seindah, semenarik, dan sekuat itu. Kamu sadar? Kamu sang pemenang. Kamu sampai garis dunia lebih awal dari saudaramu. Sudah, jangan menyerah.

Aku: mungkin bagimu masih hal mudah. Lalu bagaimana dengan peran keduaku sebagai seorang kakak?

Diriku: ah, kamu harusnya bangga. Menjadi seorang kaka layaknya menjadi seorang guru. Adikmu akan memperhatikanmu. Itu susah. Namun kamu harus bangga. Menjadi pemimpin itu ga mudah kan? Tapi tuhan amanahkan itu padamu.

Aku: kenapa masih terkesan mudah, lalu bagaimana dengan peran ketiga sebagai seorang perempuan?

Diriku: ah itu, bukankan istimewa? Kau mendapat jatah tidur lebih banyak dari seorang laki-laki. Kau bisa merasakan bagaimana ikatan bathin dengan malaikat yang akan ada di dalam rahimmu. Kau akan menjadi syurga bagi anak-anakmu. Kau akan menjadi sekolah bagi mereka. 

Memang sih, tuntutanmu berat, namun kamu harusnya bangga memiliki peran ini. Di setiap dimensi dirimu, ada banyak air mata yang tuhan ciptakan. Kamu mampu melihat kebohongan dalam diri seseorang. Kamu mampu melihat jauh selain hal yang di depan matamu.

Aku: masih tampak mudah, coba aku keluhkan peran keempatku sebagai seorang pelajar?

Diriku: aku tau itu berat, kadang jenuh datang. Maklum, tuhan tak membuatmu kekar setiap detiknya, namun sudah tuhan sediakan waktu untuk berkeluh kesah. 5 waktu utama, sudahkan sipergunakan dengan baik? Jadi seorang pelajar selalu dituntut bisa semua hal, memang susah. Namun percaya tuhan, tuhan sudah mendesign otakmu dengan kemampuan berjuta-juta mega-byte. Belum bersyukur kan?

Aku: entahlah, kenapa rasanya kamu kuat sekali. Coba deh peran yang ini, sebagai guru?

Diriku: kamu sadar? Satu huruf yang kamu ajarkan, menjadi jariyah bagimu, dengan kata kunci ikhlas dan sabar. Kalo password ini kamu pake di setiap harinya rasanya begitu dekat dengan tuhan. Itu baru satu huruf. Lalu bagaimana dengan frasa dan kalimat? Wah.. kamu sungguh kaya.

Aku: jadi tak ada peran yang sukar?

Diriku: peran sukar kamu temui saat kamu yakini itu sukar. Peran sukar? Itu hanya perasaan saja. Jauh didalam diri kamu ini sangat mampu melewatinya. Bukankan sudah tuhan janjikan dalam Al-Quran, inna ma'al 'usri yusroo (Qs. Al-Insyiroh: 6). 

Bukankah kamu sangat paham bahwa artinya adalah "bersama kesusahan terdapat kemudahan". Allah memang sakti, ingat, kesusahan hanya ujian sementara. Ujian hati yang paling berat adalah menjauhi riya' dan iri. Sulit, karena memang begitu sulitnya dua hal ini.

In summary, Meluangkan Beberapa menit untuk melamun, mungkin terdengar wasting time (buang-buang waktu). Tapi, sebenarnya krusial banget, dan kehebatan dari "melamun" ya gitu, intropeksi dirinya bikin dalemmm banget. Duh.. mohon maaf, sedikit Hyperbole. Gapapa kan yak. Sekalian biar ilmuku di mata kuliah "analysis of prose" berguna dan bisa sharing disini. Haha

Kalo ada yang mikir, Seserius itu? Tergantung kalian sih melamun yang "bagaimana" dan "apa". 

Cuma mau bilang, dari kalian pasti ada deh yang suka "insecure", "merasa gabisa apa²", "lack of mental", yang suka bilang "ah.. bisaku apa sih"? 

Nah.. disini kalian bisa belajar dari pengalamanku.

Inget, Likulli syai'in Maziyyatun (setiap segala sesuatu, memiliki kehebatan".

Semoga suka dan bermanfaat ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun