Penelitian yang dibutukan saat ini adalah  untuk mengisi kekosongan ini dengan menginvestigasi efek kumulatif dan kemungkinan interaksi antara fungsi keluarga dan interaksi sosial online terkait depresi dan kecemasan pada Generasi Z. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor risiko ini, penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan literatur tentang kesehatan mental remaja dan memberikan wawasan berharga bagi praktisi, pembuat kebijakan, dan pendidik yang bekerja dengan Generasi Z. Hasil penelitian sperti itu  dapat memberikan panduan untuk merancang intervensi dan langkah-langkah pencegahan guna meningkatkan kesehatan mental yang positif di kalangan Generasi Z
Aroyewun et al. (2019) menyatakan bahwa remaja dan mahasiswa perlu menjalani pemeriksaan untuk depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, serta mengungkapkan bahwa penilaian ini sangat penting untuk terapi atau konseling berbasis sekolah agar dapat membantu siswa menyesuaikan kebutuhan mereka di lingkungan sekolah dan keluarga mereka
MENGATASI KETERGANTUNGAN GAWAIÂ
Mengatasi ketergantungan pada HP (handphone) di kalangan Generasi Z (Gen Z) memerlukan pendekatan yang melibatkan keluarga, pengelolaan media sosial, serta perubahan kebiasaan individu. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa diterapkan:
1. Keluarga dalam Mengatasi Ketergantungan HP
- Membatasi Penggunaan Gadget di Rumah: Keluarga dapat menetapkan waktu tertentu untuk menggunakan HP, seperti menghindari penggunaan HP selama makan malam atau menjelang tidur untuk memastikan waktu berkualitas bersama keluarga dan mendukung tidur yang lebih sehat.
- Menciptakan Pola Interaksi Positif: Mengarahkan anak untuk lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan keluarga dan teman-temannya di luar dunia digital, seperti bermain olahraga, memasak bersama, atau melakukan kegiatan kreatif yang tidak melibatkan teknologi.
- Menjadi Teladan: Orang tua atau anggota keluarga lainnya perlu menjadi contoh dengan mengatur penggunaan teknologi mereka sendiri. Jika orang tua terbiasa menggunakan HP secara berlebihan, anak-anak akan cenderung meniru kebiasaan tersebut.
- Komunikasi yang Terbuka: Mengedukasi anak mengenai dampak negatif dari penggunaan HP yang berlebihan terhadap kesehatan fisik dan mental, serta membahas alasan di balik pengaturan waktu layar yang lebih sehat.
2. Mengatur Penggunaan Media Sosial
- Menetapkan Waktu Tertentu untuk Media Sosial: Memberikan waktu yang terbatas untuk mengakses media sosial setiap hari. Misalnya, hanya mengizinkan penggunaan media sosial selama satu atau dua jam sehari, dan memastikan bahwa waktu ini digunakan dengan bijak.
- Menggunakan Aplikasi Pengelola Waktu Layar: Beberapa aplikasi memungkinkan untuk melacak dan membatasi waktu yang dihabiskan di berbagai platform media sosial. Aplikasi seperti "Screen Time" (untuk iPhone) atau "Digital Wellbeing" (untuk Android) dapat digunakan untuk membantu mengelola waktu penggunaan gadget.
- Mengajarkan Keseimbangan dalam Media Sosial: Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Mengajarkan untuk menggunakan media sosial dengan cara yang konstruktif, seperti untuk belajar atau berhubungan dengan orang yang memberikan dampak positif.
- Menyaring Konten: Mengedukasi anak-anak untuk memilih konten yang bermanfaat dan positif di media sosial, serta menghindari konten yang bisa memengaruhi kesehatan mental, seperti perbandingan sosial atau kecanduan konten negatif.
3. Pendekatan untuk Generasi Z dalam Mengatasi Ketergantungan HP
- Peningkatan Kesadaran Diri: Mengajak Gen Z untuk lebih sadar akan kebiasaan mereka dalam menggunakan HP dan media sosial, serta bagaimana itu memengaruhi kehidupan mereka secara emosional, fisik, dan sosial. Menyadarkan mereka tentang efek negatif penggunaan berlebihan, seperti gangguan tidur, kecemasan, dan isolasi sosial.
- Menawarkan Alternatif Positif: Mengarahkan Gen Z untuk menemukan kegiatan alternatif yang menyenangkan dan bermanfaat, seperti membaca buku, berolahraga, atau belajar keterampilan baru, agar mereka tidak merasa terlalu tergantung pada HP untuk hiburan atau komunikasi.
- Menerapkan Kebiasaan Teknologi Sehat: Mengajarkan kebiasaan teknologi sehat seperti melakukan "detoks digital" secara berkala, yaitu menjauhkan diri dari media sosial dan perangkat elektronik selama beberapa waktu, terutama saat liburan atau akhir pekan.
- Menggunakan HP untuk Tujuan Positif: Memanfaatkan HP untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti mengikuti kursus online, mendengarkan podcast edukatif, atau berbagi konten yang dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan mereka.
4. Kolaborasi antara Keluarga dan Institusi Pendidikan
- Program Edukasi di Sekolah: Sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mengedukasi siswa tentang penggunaan media sosial yang sehat dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik. Ini juga bisa melibatkan sesi pelatihan tentang kecerdasan emosional, pengelolaan stres, dan cara mengurangi ketergantungan digital.
- Menyediakan Ruang untuk Interaksi Sosial: Sekolah bisa menyediakan lebih banyak ruang dan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi langsung dengan teman-temannya di luar dunia digital, seperti kegiatan kelompok, olahraga, dan proyek kreatif yang tidak melibatkan gadget.
Dengan penerapan solusi-solusi di atas, baik oleh keluarga, institusi pendidikan, maupun individu itu sendiri, diharapkan ketergantungan HP pada Generasi Z dapat berkurang dan mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang antara dunia digital dan dunia nyata
PENUTUP
Pada suatu saat gen Z tahu, ini bukan hanya kebiasaan, Ini adalah kehidupan yang baru, Di mana keheningan terasa asing, Dan kesendirian, sering kali menakutkan. Tapi di balik semua ini, ada harapan, Teknologi memberi akses, memberi suara, Mungkin dirinya  lelah, mungkin terjebak,Tapi ingatlah, mereka  tetap bisa memilih jalan. Mungkin suatu hari, mereka akan menemukan keseimbangan, Antara layar dan dunia nyata yang penuh warna, Dan di sana, di tengah kecanggihan, Mereka  akan kembali menemukan dirinya . Moga bermanfaat****