Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pecat Tidak Hormat, Inikah Jawaban, Bagaimana Partai Politik Membentuk Opini Publik di Dunia Nyata?

22 Desember 2024   08:04 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:57 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat diskursus pemecatan 'Presiden ke7 Jokowi oleh PDIP, menjadi menarik, sebab kader berprestasi dan dicintai rakyat harus di beri label 'pecat tidak hormat, ini adalah langkah eksperimen baru bagi sebuah Partai,  banyak opini pakar menyebutnya, sebagai tindakan  luar biasa.

Publik tahu, bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengeluarkan keputusan yang memecat Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, serta 27 kader lainnya dari partai. Dengan demikian, mereka tidak lagi menjadi bagian dari PDIP. Keputusan tersebut dibacakan oleh Komarudin Watubun, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP. Pemecatan Jokowi tercantum dalam Surat Keputusan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.

Memang menarik mengulasnya, , paling tidak inilah sebuah fakta baru riuhnya pilpres, pilkada, dan dinamisasi dukungan sebagai politik real di Indonesia. Selalu menjadi konsumsi publik, atau tepatnya menjadi ruang membuat literasi politik rakyat bisa lebih baik.

Seorang pakar politik  Rune Slothuus dan Martin Bisgaard, dari universitas Aarhus, Denmark, menulis artikelnya di American Journal of Political Science, (2021). How political parties shape public opinion in the real world.

Menyebutkan  bahwa Sejauh mana partai politik mempengaruhi pembentukan opini warga negara? Meskipun minat terhadap dinamika pengaruh antara elit partisan dan warga negara telah lama ada, hanya sedikit penelitian yang mengkaji bagaimana reaksi warga ketika partai mereka mengubah posisi terhadap isu penting di dunia nyata.

Kemudian  Slothuus, menyebutkan, Kami menyajikan sebuah studi panel kuasi-eksperimental yang jarang dilakukan, yang menganalisis bagaimana warga negara merespons saat partai politik mereka tiba-tiba mengubah sikap terhadap dua isu kesejahteraan penting di Denmark. Dengan menggunakan survei panel lima gelombang yang dikumpulkan sekitar waktu peristiwa tersebut, kami menemukan bahwa opini kebijakan warga negara berubah secara signifikan dan cepat setelah partai mereka mengubah posisi kebijakan---bahkan ketika posisi baru tersebut bertentangan dengan pandangan yang telah mereka anut sebelumnya. Temuan ini memperkaya literatur eksperimen yang ada tentang pengaruh elit partisan.

PERAN PARTAI POLITIK 

Dia juga menulis bahwa partai politik memainkan peran penting dalam demokrasi dengan menghubungkan warga negara kepada wakil mereka. Namun, seberapa besar pengaruh elit partisan dalam membentuk opini publik? Apakah warga negara mengikuti partainya ketika partai tersebut mengubah posisi kebijakannya, ataukah mereka menolak pengaruh dan tetap pada opini yang sudah ada? Selama lebih dari setengah abad, ilmuwan politik telah bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan ini, namun satu hambatan terus menjadi penghalang: Di dunia nyata, partai-partai jarang mengubah posisi mereka terhadap isu politik besar---dan ketika mereka melakukannya, peneliti biasanya datang terlalu terlambat untuk mengidentifikasi efeknya terhadap opini.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para ilmuwan politik beralih ke desain eksperimen untuk mempelajari pengaruh elit partisan. Dalam eksperimen, dimungkinkan untuk secara acak memperkenalkan warga negara kepada berbagai posisi partai dan mengukur bagaimana mereka merespons. Pekerjaan ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam memahami pengaruh elit, tetapi eksperimen menghadapi keterbatasan bawaan: Untuk memanipulasi posisi kebijakan seorang kandidat atau partai secara kredibel, peneliti terpaksa mempelajari konteks di mana warga negara tidak mengetahui posisi kebijakan tersebut sebelumnya. Akibatnya, sebagian besar pengetahuan kita tentang pengaruh elit partisan berasal dari konteks yang jauh dari hiruk-pikuk politik dunia nyata, di mana warga negara memiliki opini yang belum terbentuk dengan jelas dan pengaruh yang bersaing jarang terjadi. Ini menjadi keterbatasan penting dalam literatur yang ada. Pada akhirnya, kita ingin mengetahui apakah elit partisan mempengaruhi opini warga negara dengan mengambil posisi terhadap isu-isu besar di dunia nyata. Sementara itu, eksperimen yang ada tidak dapat memberikan jawaban tersebut.

PENGARUH PARTAI DALAM PENGATURAN EKSPERIMENTAL DAN DUNIA NYATA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun