Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Swasembada Pangan dan Inovasi untuk Meremajakan Pertanian yang Semakin Menua

24 Oktober 2024   05:53 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:29 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Salah satu point penting pidato perdana, Presiden Prabowo  saat dilantik adalah tentang swasembada pangan. Beliau menekankan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan secepat mungkin. Kita tidak boleh bergantung pada pasokan makanan dari luar.

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa dalam kondisi krisis global, negara lain cenderung mengutamakan kepentingan dalam negeri mereka. Oleh karena itu, Indonesia perlu mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri. 

"Saya telah berdiskusi dengan para ahli yang mendukung saya, dan saya yakin dalam waktu 4-5 tahun kita akan mencapai swasembada pangan. Bahkan, kita siap untuk menjadi lumbung pangan dunia," jelas Prabowo. Sebuah komitmen yang sangat menarik dan urgent.

Harapan presiden, sejatinya harus didukung, oleh semua pihak, jangan biarkan presiden sendiri menghadapinya, rakyat harus mendukungnnya.

Dalam kaitan itu, antusiasme beragam pihak telah mulai kelihatan ketika Saya ditugaskan oleh rektor untuk menjadi tim juri lomba Inovasi di Kodya Denpasar. Salah satu yang menarik dalam kaitan swasembada yang didengungkan oleh dinas pertanian Kodya Denpasar yakni meningkatkat produksi padi.

Anda tahu bukan, Kodya Denpasar memiliki lahan sawah tidak luas, dan terdesak alih fungsi lahan yang masif. Contoh pada 2021, lahan pertanian di Kota Denpasar terdata seluas 2.425 hektare. Sementara setahun sebelumnya luas lahan pertanian 2.468 ha. Lebih lanjut menurut data dari Dinas Pertanian Kota Denpasar, terjadi penurunan lahan pertanian sebesar 100 hektar sepanjang tahun 2023 hingga 2024. Terjadi penurunan alih fungsi demikian masif.

Persawahan di Kodya Denpasar | Sumber: Dinas Pertanian Kodya Denpasar) 
Persawahan di Kodya Denpasar | Sumber: Dinas Pertanian Kodya Denpasar) 

Walaupun demikian berbagi usaha terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan Dinas Pertanian Kodya Denpasar terus berjuang untuk meningkatkan dan memaksimalkan produksi padi.

Permasalahan yang diberikan solusi adalah Data Pendukung Pertanian Presisi yang Belum Optimal. Pertanian presisi sangat bergantung pada data yang akurat dan terintegrasi untuk mengambil keputusan yang tepat. Namun, pengumpulan, pengelolaan, dan pemanfaatan data pertanian di Kota Denpasar masih belum optimal. Data yang tidak terintegrasi juga menyulitkan pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk merumuskan kebijakan yang presisi.

Inovasinya diberikan sebagai solusi disebut "Mager di Pesisi" (Majukan Gerakan Pertanian Presisi). Inovasinya adalah berupa: 

1. Layanan Informasi Pemupukan Real-Time Per Petak Lahan Petani. Layanan informasi pemupukan real-time per petak lahan merupakan solusi dalam pertanian presisi yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat waktu dan terperinci sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap petak lahan petani. Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, mengoptimalkan hasil panen, dan meminimalkan dampak lingkungan serta dapat diakses secara real-time oleh stakeholder terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun