Mohon tunggu...
Pena_Angkasa
Pena_Angkasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

membaca/ intropert

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Terindah Hari Itu

3 Mei 2023   17:42 Diperbarui: 3 Mei 2023   17:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://id.pinterest.com/pin/3518505952098291/ 

Sakura dan Ainun selalu bertemu setiap sore, Ainun mengajarkan Sakura tentang Islam, lalu Sakura masuk Islam setelah seminggu dari awal pertemuan mereka. Namun pertemuan mereka sangat singkat, kebersamaan mereka hanya sampai enam bulan, karena Ainun pergi ke Madinah untuk melanjutkan pendidikannya.

Setelah menyembunyikan keislamanya selama enam bulan, Sakura sekarang siap untuk mengumumkannya di depan dunia. Ia pulang ke rumah dengan menggunakan kerudung, pakaiannya ini membuat kaget ayah dan bundanya. Ayahnya menamparnya, ia marah dengan keputusan Sakura untuk berpindah agama. Ia menangis tersedu-sedu, untuk pertama kalinya ia melihat ayahnya semarah itu bahkan sampai menamparnya. "Apakah keputusannya masuk Islam itu salah?" Pikirnya.

Ia  pergi ke Universitas Nusabangsa dengan menggunakan jilbab. Semua teman-temanya merasa heran bahkan sahabatnya Nindi pun hanya tersenyum saat melihatnya, lalu memilih untuk menjauhinya.

" Bruuk" tiba-tiba seseorang menabraknya saat ia keluar dari pintu kelas. Ia seorang pria tinggi dan berkulit putih, kemejanya yang berwarna biru membuatnya semakin tampan. Saat ia melihat Sakura ia memandang sejenak  lalu pergi begitu saja.  "bukannya ia kak Sagha? " Ucap Sakura sambil tersenyum. Ia mengaguminya saat ia mengisi kajian satu bulan yang lalu dikegiatan ROHIS.

Dalam perjalanan pulang, Sakura berharap ayahnya tak ada di rumah. Ia takut dan bingung untuk menghadapi laki-laki yang dipanggil papah itu. Namun harapannya tak sesuai dengan kenyataan, terlihat mobil hitam terparkir di depan rumahnya.

Lalu ia membuka pintu dengan perlahan dan langsung menuju pintu kamar.

"Sakura, kemari" ucap ayahnya sambil duduk di ruang tamu saat melihat sakura berjalan mendekati tangga menuju kamarnya.

"iya, Pah" ucapnya lesu. Ia pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh ayahnya. Lalu ia menghampiri ayahnya dan duduk di kursi depan ayahnya.

"Kamu yakin untuk berpindah agama?" Ucap laki-laki yang kini sedang menggunakan jaket hitam sambil meminum kopi.

"iya, Pah" Sakura menjawab dengan menundukan pandangan, ia tak berani menatap ayahnya.

"Baik" ucap sang ayah. Mata Sakura berbinar-binar mendengar persetujuan ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun