Di sektor padat karya, terutama industri tekstil, situasinya lebih suram. Sepuluh perusahaan besar melakukan PHK massal sepanjang paruh pertama tahun 2024, dengan enam di antaranya terpaksa menutup pabrik.Â
PHK di sektor ini memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga bagi keluarga mereka dan pelaku UMKM di sekitar pabrik yang kehilangan penghasilan.
Kelas Menengah yang Terancam Jatuh Kelas
Ironisnya, meskipun pemerintah telah menggulirkan berbagai program bantuan sosial (bansos), bantuan ini tidak mampu menyentuh kalangan kelas menengah yang kini berada dalam posisi paling rentan.Â
Mereka terlalu "kaya" untuk mendapatkan bantuan sosial, tetapi terlalu "miskin" untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang lesu ini. Inilah alasan mengapa banyak ekonom khawatir bahwa kelas menengah Indonesia terancam mengalami downward mobility---turun kelas.
Penurunan daya beli juga dialami oleh kalangan menengah ke atas, yang terlihat dari anjloknya penjualan otomotif. Pada 2023, penjualan mobil nasional mencapai 70.000 unit per bulan, tetapi pada 2024, angka tersebut turun signifikan.
 Penurunan ini menjadi cerminan dari kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam membelanjakan uang mereka, bahkan untuk kebutuhan yang biasanya menjadi simbol peningkatan taraf hidup.
Fenomena Penurunan Daya Beli Produk Kebutuhan Pokok