Ulasan: Sejak adegan pertama, sinematografi film pendek Loz Jogjakartoz sudah nampak begitu berkelas. Memanjakan mata, dengan visual yang cantik dan mahal.
Tapi, tidak sekadar teknis yang jadi keunggulan. Alur cerita dan isu yang diangkat juga cetar membahana. Sidharta Tata berani banget nyenggol sisi kelam Jogja, dengan "hirarki kekuasaan" yang bermain laiknya hukum rimba. Joz gandoz Loz Jogjakartoz!
Tautan untuk menonton: Loz Jogjakartoz
10. Sin
Terdapat beberapa versi film pendek berjudul Sin, dengan konflik yang serupa. Namun, Sin karya Hanung Bramantyo menjadi yang terkuat di antara versi lainnya, menurut saya.
Sinopsis:Â Terjebak dalam cinta yang naif di masa muda, seorang gadis hamil di luar nikah. Ketika pacarnya hendak bertanggung jawab, terjadi hal tidak terduga saat acara lamaran, hingga mereka tidak bisa melangsungkan pernikahan.
Ulasan: Anagnoriris dalam cerita Sin persis seperti konflik dalam lagu jadul berjudul Shame and Scandal in the Family. Terkesan konyol, namun punya dampak sosial yang cukup serius.
Tautan untuk menonton: Sin
11. Ji Dullah
Sinopsis:Â Abdullah Yasin baru saja kembali dari tanah suci dan mendapat gelar Haji. Akibat tergiur oleh insentif dan status sosial, ia mencalonkan diri menjadi kepala desa. Dan, demi meraup suara warga, Dullah harus mengorbankan harta dan kesejahteraan keluarganya.
Ulasan:Â Dalam balutan komedik, Ji Dullah menyentil fenomena di masyarakat yang kerap mendewakan simbol-simbol agama. Begitu pula perang batin dalam diri manusia, tatkala manyandang persona yang relijius, namun masih kerap tergiur dengan perkara duniawi. Lucu dan bikin gemas!
Tautan untuk menonton: Ji Dullah
12. Durable Love
Sinopsis:Â Punya pacar seharusnya bisa jadi saat-saat yang menyenangkan. Tapi, bagaimana jadinya kalau pacarmu lebih sering melihat layar laptopnya, ketimbang wajahmu?