Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Miss You] Kaleidoskop Pikiran En

30 Oktober 2018   15:21 Diperbarui: 30 Oktober 2018   17:11 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu," Geni mengetuk lantai, seperti memikirkan sesuatu. Wajahnya kebingungan. "Hm, tapi, En ... aku dan Lily ..."

"Apa?"

"Dia pernah menjadi kekasihku."

Aku membeku sejenak. Kalajengking biadab itu rupanya masih bersarang di sana. Berkeliling memainkan sengatnya. "Tidak mungkin. Lily seharusnya tidak punya masa lalu."

"Serius, aku berani sumpah. Dia yang membebaskan kita dari rumah itu. Kurasa dia masih mencintaiku," ujar Geni tengil.

Aku termenung. Mencari-cari kepingan memori yang masih tercecer. Sosok Lily hanya duplikasi diri Larisa, bagaimana mungkin Geni mengenalnya? Aku sadar, aku tidak pernah tahu nama asli Larisa. Apakah Larisa sebenarnya ...

"Ngomong-ngomong, apa itu Bulan Sabit Perak? Untuk apa kalian membuat monster?"

Aku menyingkirkan gangguan lubang hitam demi merespon Geni. "Kamu benar-benar ingin tahu?"

Geni mengangguk seperti anak kecil yang ditawari permen.

Aku menarik napas dalam, diam sejenak. Lantas, menuturkan sebuah cerita tentang kepiluan, sisi gelap, dan masa kelam, yang melibatkan jeritan sejumlah perempuan.

Wajah Geni yang awalnya sangsi, kini berubah pucat pasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun