Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Bendera Tauhid Hangus bersama Perasaan Kami

23 Oktober 2018   09:28 Diperbarui: 23 Oktober 2018   21:18 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hizbut Tahrir Indonesia (republika.co.id)

#5
Maka, saya menyatakan kekecewaan terhadap tindakan oknum Banser yang melakukan pembakaran.

Pada masanya, Rasulullah SAW selalu bertindak sesuai kebutuhan dan pemahaman zaman. Dalam dakwah, Rasulullah SAW mengedepankan manfaat, dan menghindari mudharat besar yang menimbulkan pertentangan lebih keras dari berbagai kalangan.

Sekali lagi, terlepas dari alasan dan niat oknum Banser, tindakan mereka amat gegabah.

Karena, perlindungan kalimat tauhid, baik dengan cara pembakaran maupun penguburan, tidak harus mereka lakukan di depan umum dengan aksi dramatis yang dapat menjadi viral.

Kalaupun tercecer, oknum Banser dapat mengambilnya, untuk kemudian dimusnahkan atau disimpan tanpa perlu menimbulkan gesekan.

Masyarakat belum siap menyaksikan aksi seperti ini. Yang publik tahu, pembakaran berarti kebencian. Sebagaimana kita akan berkobar, apabila merah putih hangus terbakar.

Ada baiknya, sebagai "pasukan" yang memiliki citra positif di tanah nusantara dan bergerak sesuai napas peradaban, Banser dapat menjadi garda depan yang meluruskan kesalahpahaman terkait bendera tauhid.

Mereka harapan kami, untuk mengatakan pada dunia, bahwa tauhid bukanlah lambang terorisme.

Tauhid pondasi kami, umat manusia, dan seluruh alam semesta.

Maka, jangan degradasi izah kalimat tauhid menjadi identitas organisasi.

Kalimat tauhid merupakan deklarasi kesatuan Tuhan, seperti apa pun wujudnya, wajib berkibar paling tinggi, di atas lambang HTI, NU, Muhammadiyah, KAMMI, IM, PKS, PKB, PPP, dan segala yang cuma basa-basi dan perbedaan manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun