#4
Apakah kalian hendak bertanya, bagaimana kami memandang NKRI?
Terdapat perbedaan pendapat yang sesungguhnya tidak begitu signifikan, namun "terpoles" sedemikian rupa oleh arogansi, hingga menjadi bahan keributan.
Yang mampu saya tegaskan, dalam keyakinan kami, Islam terdiri dari kebajikan dan nilai-nilai yang ditentukan oleh sumber yang mutlak, yaitu Allah SWT.
Termasuk pula, cara bermasyarakat.
Saya sengaja, tidak mengatakan "bernegara", karena tujuan dari pembentukan negara, tentu akan terwujud pula dalam kesejahteraan dan keluhuran pekerti warganya.
Karena itu, kami menganggap, selama NKRI dapat menjamin tegaknya keadilan, keselamatan, kebenaran, dan kemanusiaan, maka Islam masih hidup di sana.
Namun, saat kezaliman menguak, ketidakadilan, dan segala yang kita sepakati sebagai keburukan perangai mulai semerbak, kami akan melawan.
Bagaimana? Kita satu suara, bukan?
Hanya saja, dalam naungan tauhid, kami akan tetap bergerak tanpa sorotan dunia, tanpa harta, bahkan tanpa daya.
Apabila ada di antara kami yang lantang bersuara hanya karena alasan dunia, kami berlepas diri, karena itu menjadi lahan hati.Â
Baiknya siapa pun juga mengendalikan prasangka. Karena, kita tidak berada dalam sinetron yang dapat mendengar suara batin manusia lain.