Aku merasa pernah melihatnya entah di mana. Tapi, siapa peduli identitasnya!
Insting liarku memacu untuk lari sekencangnya menuju kamar Nyonya. Mengetuk pintu kamar, tak ada jawaban. Kehilangan rasa hormat akibat ketakutan, aku menerobos masuk.
Kosong. Nyonya dan Lily tidak ada.
Jendela terbuka lebar, angin melambaikan gorden, dan menyelundupkan dedaunan kering.
Tidak! Apa yang harus aku lakukan?
Aku merogoh telepon genggam di dalam saku. Baru saja kunyalakan dan hendak menelepon pembantu sebelah rumah, aku kembali gamang.
Hari Rabu? Bukankah kemarin masih Sabtu?
Panik dan merasa dibodohi waktu, aku memeriksa koran yang baru saja kuantarkan kepada Nyonya.
Sistem termal dalam tubuhku seketika mengalami gangguan. Panas dan dingin, berganti-gantian.
Bukan hanya karena ini benar-benar hari Rabu. Tapi, sebuah headline yang menghiasi halaman depan turut membuatku terpana.
"Sang Detektif Hangus dan Terpenggal, Tersangka Pembunuhan Menghilang"Â