Aku tersenyum semanis yang kumampu. Terpaku sejenak di bangku taman, hingga Hening lenyap di persimpangan.
Lampu-lampu jalan sudah menyala, gerimis turun membawa aura magis yang mendamaikan. Dinginnya, menambah syahdu soreku yang haru-biru. Gemuruh dalam hati kusingkirkan, mengemasi barang-barang, memacu motorku menuju pulang.
Aku harus lekas tiba di rumah, sebelum Hening. Menghapus riasan badut, mandi, lalu bersantai di depan televisi sambil makan kuaci.
Menunggu, hingga dia datang mengucap salam. Gadis manis berkerudung putih, berseragam putih abu-abu, dan bermata sayu.
Cintaku.
***
N. Setia Pertiwi
Cimahi, 06 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H