Pernyataan yang keluar dari mulutnya membuatku tidak mengerti. Ditambah pesonanya yang membuat jantungku berdetak kencang, membuatku harus beristighfar setiap kali mata kami berjumpa.
Beberapa baris puisi dari Ibnu Hazm, terngiang di kepalaku.
Selain keindahanmu, tiada persinggahan
Bagi mata yang menatapmu tiada hentinya
Beberapa detik aku terdiam.
"Lalu kenapa dicoret-coret, Kak?"
Kak Ihsan mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Saya ingin membuat warna di hidupmu kelak."
Aku masih tak mengerti apa yang dia ucapkan.
"Saya ingin menjadi orang pertama yang kamu lihat setelah tidur malam mu yang menyenyakkan."
"Menjadi seseorang yang kamu aminkan doanya saat sepertiga malam memanggil kita."