Sukaria bermain air di pemandian bagian nostalgia ciblon masa kecil. Upaya merawat kesehatan adiyuswa bersama kawan dan alam. Mari nikmati keceriaannya.
Kesehatan adiyuswa
Hampir 2 tahun berselang, bersama kami menginisiasi kegiatan bergerak dalam air. Bermula dari keluhan beberapa adiyuswa tentang masalah lutut pun kebugaran. Dokter yang merawatnya menganjurkan untuk terapi air. Kesulitan ada pada kesediaan waktu keluarga pendamping.
Terminologi adiyuswa sebagai penyilih lansia lanjut usia. Keselarasan term usia dini adalah usia lanjut, lah nanti disingkat usil makin tidak berkenan. Beberapa menggunakan istilah warga senior. Adiyuswa berasal dari kata adi berarti indah berharga dan yuswa atau usia. Adiyuswa syukur atas usia indah berharga.
Pola kesehatan seiring umur mengikuti kurva U. Sangat rentan pada periode bayi, anak dan kembali melemah pada usia menua. Kami menggunakan batasan usia 60 tahun sebagai awal adiyuswa. Meski patokan kini bergeser ke arah kanan. Â
Memadukan kebutuhan terapi bergerak di air dan kesediaan waktu pendamping keluarga dapat disiasati. Selama para adiyuswa masih mandiri, mari membentuk kelompok kecil. Bersama saling mendukung dalam terapi air.
Bermula dari 8 ibu, nenek, oma, eyang kelompok ini dimulai. Berangkat dari titik kumpul sekitar pk 06.20. Bersyukur kami bermukim dekat dengan kolam renang pemandian alam Muncul di tepian Rawa Pening. Pukul 7 sudah siap masuk nyemplung ke kolam.
Simbok mengusulkan istilah ciblon. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ciblon/cib*lon/ Jw n permainan anak-anak ketika mandi di sungai atau di pemandian dengan cara menepak-nepakkan telapak tangan pada permukaan air sehingga menimbulkan bunyi tertentu.
Bunyi kecipak kecipuk saat bermain air dan nostalgia masa kanak-kanak memiliki dampak psikologis positif bagi adiyuswa. Rona sukaria menguar saat bermain dalam air. Kereen loh kami membuat WAG d'cibloners para peciblon alias cibloners.
Anggota kian bertambah. Secara berkala dokter penyakit dalam jujugan para adiyuswa memantau melalui salah satu anggota. Beliau juga mengirim pasien lain untuk bergabung dengan kami. Aha lintas wilayah juga keragaman peserta.
Bagaimana kami menuju pemandian umum dari titik kumpul? Kami berkolaborasi dengan pengemudi angkota angkutan kota. Ada kalanya cukup 1 angkota, seringnya kami menggunakan 2 angkota sesuai jumlah peserta.
Jumlah anggota mencapai 30an. Sementara kami tidak menambah anggota baru untuk mempermudah koordinasi. Berharap ada sahabat lain yang berkenan menginisiasi kelompok baru. Melayani dan berolah raga bersama melalui terapi air.
Terapi air dan adiyuswa
Apa dan bagaimana sih terapi air? Terapi air merupakan metode perawatan kesehatan dengan media air. Memanfaatkan sifat dasar air yang menekan ke segala arah. Prinsip dasarnya adalah melawan atau merespon dan mengelola energi tekanan air. Yuup kita menggunakan dan bekerjasama dengan energi air.
Kita nyemplung ke dalam air melakukan sejumlah gerakan. Nah untuk adiyuswa mari kita pilih gerakan berjalan, jinjit, peregangan tubuh semisal dengan jongkok berdiri. Terapi ini berfungsi untuk meningkatkan kelenturan gerak sendi, serta mengurangi rasa nyeri.
Mengutip dari aneka sumber, terapi air ini memiliki banyak manfaat. Semisal untuk menurunkan risiko yang berkaitan dengan kepadatan tulang (osteoporosis), peradangan dan nyeri atau keausan sendi (osteoarthritis).
Membantu kinerja organ dalam semisal jantung dan paru-paru. Masih banyak kegunaan lain yang dapat diakses dari bacaan. Secara Kesehatan fisik menjaga fungsi organ penting. Juga secara mental psikologis menghadirkan sukaria. Hati yang gembira adalah obat.
Lah bagaimana kalau tidak bisa berenang? Samakah terapi air dengan berenang? Tidak harus dapat berenang. Siapapun dapat melakukannya. Hanya diperlukan keteguhan niat. Nah kalau ragu mangu baiklah membuat kelompok kecil yang saling menyemangati.
Langkah paling sederhana adalah berjalan di air. Berjalan di air? Lalu apa bedanya dengan berjalan di darat? Saat berjalan di darat kita menerabas udara dengan kerapatan yang khas. Nah, berjalan di air, kerapatan massa air lebih padat, diperlukan energi lebih tinggi untuk melawannya.
Saat melangkah otot kaki diperkuat. Begitupun kita mengajak kerjasama organ jantung dan paru-paru untuk memompakan oksigen. Sejumlah energi dikerahkan.
Mari eyang, oma, simbah, nenek kita bisa memulai di bagian kolam yang agak dangkal dulu. Agar aman nyaman sambil berpegangan pada pinggiran kolam ataupun pegangan besi yang tersedia di kolam. Kita dapat melakukan secara sendirian ataupun kelompok.
Kami sering melakukannya dalam kelompok dengan suka cita. Yook saling berpegangan tangan lalu kita jalan di tempat. Lanjut angkat lutut setinggi yang kita mampu. Satu, dua, tiga berbarengan jongkok berdiri.
Rona tawa bahagia menguar dari lingkaran kecil. Ooh beneran saya bisa menekuk lutut yang sulit dilakukan di darat, seru diantara kami. Nah energi tekanan dari air mengangkat tubuh kita mempermudah pergerakan persendian. Peregangan dengan rasa nyeri yang lebih terbatas. Cukup sekitar 60 menit kami ciblon.
Wow energi positif mudah menguar. Dari lingkaran kecil bertambah dengan bergabungnya beberapa ibu yang berada di kolam. Meski masih pagi lumayan banyak pengguna kawasan kolam renang. Pertemanan meluas di kolam renang.
Pelaku terapi air yang sudah rutin menggunakan kolam yang lebih dalam, ketinggian air sedada. Apresiasi dengan semangat Kakung Uti, Opaoma yang tekun berlatih. Beberapa kelompok ada yang didampingi pelatih. Kami juga belajar gerakan terapi dari youtube.
Sesanti adiyuswa semangat berguna sungguh dihayati. Kelompok cibloners hampir 2 tahun bergiat. Meski hanya di awal simbok bergiat tetap menjadi bagian kelompok dan memantau sukacita para cibloners.
Menua adalah proses biologis. Menua dengan sehat bahagia adalah pilihan yang bertanggung jawab. Ciblon, terapi air menjaga kesehatan adiyuswa, salah satu wujudnyatanya. Salam sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H