Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Harmoni Hijau Flora dan Merah Sam Poo Kong Semarang

24 Agustus 2023   10:48 Diperbarui: 25 Agustus 2023   02:06 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trembesi dan Jati di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Cagar Budaya Klenteng Sam Poo Kong adalah sekolah harmoni. Terajut akulturasi budaya, tersemai toleransi religi. Juga harmoni hijau flora dan merahnya nuansa klenteng. Mari manjakan mata hati.

The highest Zheng He (Cheng Ho) statue in the world. The oldest Chinese Temple in Semarang. Cagar budaya Gedung Batu dengan No. Regnas CB.1390. Penetapan No SK: 646/50/1992. Bagi simbok kebun Sam Poo Kong adalah sekolah harmoni.

Berkunjung berkali tiada jemu. Ajakan komunitas Kompasianer Jawa Tengah Semarkutiga berkolaborasi dengan Kotekasiana disambut gembira. Sam Poo Kong menjadi wahana kebersamaan.

Menuliskan aspek sejarah, budaya, religi..... Biar menjadi bagian para sahabat. Simbok kebun pernah menyajikannya dalam Melongok Kemajemukan di Cagar Budaya Sam Poo Kong Semarang. Kali ini disuguhkan flora hijau penyejuk Sam Poo Kong.

Harmoni Kamboja merah muda dan Biola cantik di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Harmoni Kamboja merah muda dan Biola cantik di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Harmoni merah hijau mulai terasa dari depan. Indahnya penanda gerbang naga berbingkai Kamboja merah muda dari genus Plumeria berasal dari Amerika Tengah. Berpadu dengan pohon Biola cantik (Ficus lyrate) asli Afrika Barat.

Mari kita masuki area klenteng dari loket masuk. Pengunjung akan disambut dengan area teduh. Jajaran pohon Angsana berseling dengan Jati. Angsana alias sonokembang (Pterocarpus indicus) ada masanya mengguyurkan bunga mungil kuning keemasan.

Merah hijau Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Merah hijau Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Pandang mata meluas dari megahnya arena panggung utama. Gagahnya patung perunggu Cheng Ho pun artistiknya gerbang Selatan. Simpan sejenak untuk deretan klenteng area sembahyang di sisi Barat.

Silau panasnya areal tengah terbuka diimbangi oleh keteduhan dan kehijauan sekitarnya. Area kuliner pun pelayanan berada di sisi ini.

Beringin peneduh di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Beringin peneduh di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Sulur menjuntai dari rimbunnya pohon Beringin (Ficus benjamina) tidak hanya berada di sudut area tengah. Tampil anggun di pintu masuk area sembahyang. Beringin dengan nilai tradisi yang kuat di daerah Jawa, melengkapi kamboja yang dipuja masyarakat Bali.

Jajaran pucuk merah menghijau melatar merahnya Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Jajaran pucuk merah menghijau melatar merahnya Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Jajaran tanaman hias perdu pucuk merah (Syzygium myrtifolium) melatar di depan Klenteng Juru Mudi. Tunas muda daun berwarna merah yang akan menghijau seturut waktu. Pemangkasan teratur menghasilkan kanopi tumbuhan yang cantik selaras dengan lingkungan sekitar.

Hijau jati menaungi merah (Dokumentasi pribadi)
Hijau jati menaungi merah (Dokumentasi pribadi)

Mari dengarkan penjelasan awal mbak Muna pemandu wisata tentang area sembahyang. Diawali dengan Klenteng Dewa Bumi. Nyaman menikmati di keteduhan pohon Jati (Tectona grandis). Pucuk dahan jati melengkung menaungi merahnya atap klenteng.

Harmoni warna yang lengkap. Hijau jati bersanding merah klenteng. Bersama menikmati biru langit dan awan putih.

Rambusa di klenteng Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Rambusa di klenteng Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Melipir sejenak saat menikmati Klenteng Dewa Bumi. Teringat kunjungan sebelumnya melihat rambusa sejenis markisa liar yang tampil hampir meranggas. Bersyukur kini menjumpainya dalam posisi sangat rimbun.

Rambusa sebutan bagi markisa mini atau ermot (Passiflora foetida). Tampilan buahnya artistik ketika masak tertutup oleh semacam rajutan kepompong perbesaran kelopak bunga. Sebutan nama daerah ceplukan blungsun, senthiet (Jw.), permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu'eur (Sd.).

batang rantai yang menjalar, keunikan Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
batang rantai yang menjalar, keunikan Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Sebelas peserta terdiri dari 1 mas dan 10 mbak beriringin mengarah ke Klenteng Juru Mudi. Olala simbok kebun tergoda dengan tampilan meliuk eksotik batang rantai. Kunjungan awal tahun melihat pangkalnya di dekat Klenteng kyai Jangkar. Merambat berpuluh meter hingga Klenteng Juru Mudi.

Penikmat harmoni hijau merah di Sam Poo Kong (dokumen pribadi dari WAG Semarkutiga)
Penikmat harmoni hijau merah di Sam Poo Kong (dokumen pribadi dari WAG Semarkutiga)

Menurut cerita tutur batangnya dengan tampilan mirip rantai temali semacam dadung pengikat kapal Cheng Ho. Penasaran belum menemukan nama ilmiah. Berbekal aplikasi glens semacam liana tanaman merambat ditemui di salah satu hutan kampus di India.

Pohon di atas dan di dalam klenteng Juru Mudi (Dokumentasi pribadi)
Pohon di atas dan di dalam klenteng Juru Mudi (Dokumentasi pribadi)

Mencermati klenteng Juru Mudi dari areal tengah terlihat hal unik. Seolah dipayungi oleh pohon raksasa menjulang hijau. Semakin terperangah saat melihat pangkal pohon besar berada di samping makam Juru Mudi (tanda panah hijau pada foto). Dibiarkan tumbuh ke atas menembus tingkap klenteng.

Klenteng pemujaan utama, klenteng Sam Poo Kong mudah ditandai dengan bangunan arsitektur paling megah. Merah meruah lampion dan jajaran lilin. Terdapat sumber air di bawah klenteng yang tak pernah mengering meski musim berganti.

Trembesi dan Jati di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Trembesi dan Jati di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Mata simbok kebun menerawang ke sisi Timur. Terlihat jajaran pohon jati dan pohon Trembesi (Samanea saman). Sering disebut sebagai Ki Hujan. Pohon besar dengan tajuk menyerupai payung mahkota raksasa.

Uniknya, pohon raksasa ini berdaun menyirip ukuran mini. Bunganya juga cantik berwarna pink berada di ujung. Bulan Agustus ini lagi sarat meruahnya bunga. Gagah pohonnya bunganya mungil pink romantik. Aha generasi kami tak akan melupakan godril, goreng sangan biji trembesi.

Pangkal dan penyangga tumbuhan rantai di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Pangkal dan penyangga tumbuhan rantai di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Nah di antara Klenteng Kyai Jangkar dan Kyai Tumpeng terdapat flora unik. Di sinilah pangkal tumbuhan rantai yang batangnya melilit menjalar jauh. Dibuatkan penyangga dari besi penopang kumpulan rantai temali alami ini.

Olala terlihat dompolan buah pating gelantung dari tumbuhan menjalar. Mohon informasi dari Mas Anandita, general manager Sam Poo Kong yang dengan kebaikannya membersamai rombongan. Menggunakan bantuan glens dan memaksimalkan info sekitar.

Anggur hutan liar di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Anggur hutan liar di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Inilah si anggur hutan liar. Daunnya sangat beda dengan anggur yang berdaun bergerigi. Ukuran buah sangat mungil membulat. Warna dari hijau ke arah kekuningan. Menurut pustaka masaknya berwarna ungu kehitaman.

Ranumnya anggur hutan di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)
Ranumnya anggur hutan di Sam Poo Kong (Dokumentasi pribadi)

Untuk sementara mendapatkan informasi dari sini nama ilmiah anggur hutan (Ampelocissus martini). Merupakan salah satu buah liar yang sering ditemukan di hutan. Kaya antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan. Kalau mendapatkan info lain akan ditambahkan.

Nah kan, dolan ke Sam Poo Kong bukan hanya mendapat pencerahan sejarah, budaya, dan religi. Bisa juga menjadi sekolah alam botani. Apalagi kalau dilengkapi papan nama tumbuhan.

Pamungkas

Harmoni hijau flora dan merahnya Sam Poo Kong. Menuntaskan harmoni budaya, religi, filosofi pun ekologi. Mari menjadi bagian dari komponen harmoni.

Catatan: Terima kasih untuk kebersamaan ini ya Mbak Gana, mbak Wahyu, mbak Bekti, mbak Lia, mbak Yanti, mbak Dani, mbak Selsa, mbak Tirta, mbak Anna, dan Mas Wang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun